Saturday, June 22, 2013

Menghitung tingkat suku bunga normal:


Tingat bunga normal = [ (1+tingkat suku bunga Rill).(1+Expectasi Inflasi)-1] à dalam %
Soal:
Jika tingkat suku bunga rill adalah 5% dan tingkat inflasi diperkirakan 7%, berapakah tingkat suku bunga nominal?
Jawab:
[(1+ 5%) (1+7%)-1] à 0,1235
[(1,05) (1,07)-1] à 12.35%
[1,1235-1]

Tingkat inflasi indonesia = 9% per tahun
Tingkat inflasi di USA = 3% pertahun
Sport rate tanggal 1-12-1998 = Rp 5000/USD oleh karena itu perubahan kurs valas / forex rate untuk 1 tahun kemudian akan diperkirakan
                ef = [ 1+ Ih ] – 1
                       1 + If
                ef = 1 +9% - 1
                       1+ 3%
                    = 1,09 -1
                      1,03
                ef = 1,058 -1 = 0,058 = 5.8%

keterangan rumus:
Ph           = price index home country
Ih            = Inflation Rate home country
Pf            = price index foreign country
If             = inflation rate foreign country
ef            = presentase (%) perubahan kurs valas
ini berarti bahwa USD terapresiasi terhadap Rp sebesar 5.8% p.a. dengan demikian perkiraan forward rate pada tanggal 1-12-1998 adalah Rp 5000 (1+5.8%) = Rp5.290,-


contoh soal
USA 3%
Jepang 1%
sport rate 120 yen jepang terhadap dolar
 Menghitung tingkat suku bunga normal:
Tingat bunga normal = [ (1+tingkat suku bunga Rill).(1+Expectasi Inflasi)-1] à dalam %
Soal:
Jika tingkat suku bunga rill adalah 5% dan tingkat inflasi diperkirakan 7%, berapakah tingkat suku bunga nominal?
Jawab:
[(1+ 5%) (1+7%)-1] à 0,1235
[(1,05) (1,07)-1] à 12.35%
[1,1235-1]

Tingkat inflasi indonesia = 9% per tahun
Tingkat inflasi di USA = 3% pertahun
Sport rate tanggal 1-12-1998 = Rp 5000/USD oleh karena itu perubahan kurs valas / forex rate untuk 1 tahun kemudian akan diperkirakan
                ef = [ 1+ Ih ] – 1
                       1 + If
                ef = 1 +9% - 1
                       1+ 3%
                    = 1,09 -1
                      1,03
                ef = 1,058 -1 = 0,058 = 5.8%

keterangan rumus:
Ph           = price index home country
Ih            = Inflation Rate home country
Pf            = price index foreign country
If             = inflation rate foreign country
ef            = presentase (%) perubahan kurs valas
ini berarti bahwa USD terapresiasi terhadap Rp sebesar 5.8% p.a. dengan demikian perkiraan forward rate pada tanggal 1-12-1998 adalah Rp 5000 (1+5.8%) = Rp5.290,-


contoh soal
USA 3%
Jepang 1%
sport rate 120 yen jepang terhadap dolar

KEBIJAKAN MONETER



Kebijakan:
-          Fiskal à pajak
-          Moneter à system-ekonomi

Kebijakan Moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan), dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga, serta neraca pembayaran yang seimbang.

Pengaruh kebijakan moneter terjadi pertama kali dirasakan oleh sektor perbankan yanng kemudian ditransfer ke sektor riil.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter
Berusaha mengatur keseimbangan uang dengan persediaan barang agar inflasi terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

Instrumen bank sentral
-          Suku bunga
-          Giro wajib minimum
-          Intervensi di pasar uang à jika pemerintah à fix rate
-          Tempat terakhir bagi bank meminjam uang apabila terjadi kesulitan likuiditas

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan mengurangi /membatasi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan uang longgar (easy money policy)
Kebijakan menambah uang beredar. Kebijakan inidilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meninngkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian mengalami depresiasi/resesi.

Nilai tukar tetap
(fixed rate system)

1971
Nilai tukar mengambang terkendali I
(the first managed floating rate system)

Devaluasi II (maret 1983)
Nilai tukar mengambang terkendali II
(the second managed floating rate system)


Nilai tukar bebas mengambang (the free floating system)



                                                ↓                                           ↓                                           ↓
                                Devaluasi I                          Devaluasi III                        14 Agustus 97
                                November 1978                september 1986              

Mata uang:
Baht à thailand
Peso à
Ringgit à malaysia
Rp à indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas:
1.       Perbedaan supply dan demand
2.       Perbedaan BOP dan NPI
3.       Tingkat inflasi
4.       Tingkat bunga
5.       Tingkat pendapatan
6.       Pengawasan pemerintah
7.       Ekspektasi (pengharapan pasar atas kondisi dimasa yang akan datang)

System nilai tukar
1.       Nilai tukar tetap
Sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang lain. Sistem ini memaksa pemerintah selalu menyesuaikan nilai tukarnya jika tidak lagi mencemrinkan nilai yang wajar, dengan mendevaluasikan mata uang.
Bank sentral melakukan interversi aktif di pasar valas.
Pemerintah harus meminjm dana yang bsar atas interversi tersebut.
Akibatnya à rupiah overvalue, barang dan jasa produksi indonesia kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat

2.       Nilai tukar mengambang terkendali
Pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa ungny boleh bergerak dalam rentan tertentu (bnd intervention) à kurs 2200 s/d 2450 /us $.
Efek:
1.       Meningkatnya tingkat suku bunga.

KEBIJAKAN MONETER



Kebijakan:
-          Fiskal à pajak
-          Moneter à system-ekonomi

Kebijakan Moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan), dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga, serta neraca pembayaran yang seimbang.

Pengaruh kebijakan moneter terjadi pertama kali dirasakan oleh sektor perbankan yanng kemudian ditransfer ke sektor riil.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter
Berusaha mengatur keseimbangan uang dengan persediaan barang agar inflasi terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

Instrumen bank sentral
-          Suku bunga
-          Giro wajib minimum
-          Intervensi di pasar uang à jika pemerintah à fix rate
-          Tempat terakhir bagi bank meminjam uang apabila terjadi kesulitan likuiditas

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan mengurangi /membatasi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan uang longgar (easy money policy)
Kebijakan menambah uang beredar. Kebijakan inidilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meninngkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian mengalami depresiasi/resesi.

Nilai tukar tetap
(fixed rate system)

1971
Nilai tukar mengambang terkendali I
(the first managed floating rate system)

Devaluasi II (maret 1983)
Nilai tukar mengambang terkendali II
(the second managed floating rate system)


Nilai tukar bebas mengambang (the free floating system)



                                                ↓                                           ↓                                           ↓
                                Devaluasi I                          Devaluasi III                        14 Agustus 97
                                November 1978                september 1986              

Mata uang:
Baht à thailand
Peso à
Ringgit à malaysia
Rp à indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas:
1.       Perbedaan supply dan demand
2.       Perbedaan BOP dan NPI
3.       Tingkat inflasi
4.       Tingkat bunga
5.       Tingkat pendapatan
6.       Pengawasan pemerintah
7.       Ekspektasi (pengharapan pasar atas kondisi dimasa yang akan datang)

System nilai tukar
1.       Nilai tukar tetap
Sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang lain. Sistem ini memaksa pemerintah selalu menyesuaikan nilai tukarnya jika tidak lagi mencemrinkan nilai yang wajar, dengan mendevaluasikan mata uang.
Bank sentral melakukan interversi aktif di pasar valas.
Pemerintah harus meminjm dana yang bsar atas interversi tersebut.
Akibatnya à rupiah overvalue, barang dan jasa produksi indonesia kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat

2.       Nilai tukar mengambang terkendali
Pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa ungny boleh bergerak dalam rentan tertentu (bnd intervention) à kurs 2200 s/d 2450 /us $.
Efek:
1.       Meningkatnya tingkat suku bunga.

KEBIJAKAN MONETER



Kebijakan:
-          Fiskal à pajak
-          Moneter à system-ekonomi

Kebijakan Moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan), dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga, serta neraca pembayaran yang seimbang.

Pengaruh kebijakan moneter terjadi pertama kali dirasakan oleh sektor perbankan yanng kemudian ditransfer ke sektor riil.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter
Berusaha mengatur keseimbangan uang dengan persediaan barang agar inflasi terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

Instrumen bank sentral
-          Suku bunga
-          Giro wajib minimum
-          Intervensi di pasar uang à jika pemerintah à fix rate
-          Tempat terakhir bagi bank meminjam uang apabila terjadi kesulitan likuiditas

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan mengurangi /membatasi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan uang longgar (easy money policy)
Kebijakan menambah uang beredar. Kebijakan inidilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meninngkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian mengalami depresiasi/resesi.

Nilai tukar tetap
(fixed rate system)

1971
Nilai tukar mengambang terkendali I
(the first managed floating rate system)

Devaluasi II (maret 1983)
Nilai tukar mengambang terkendali II
(the second managed floating rate system)


Nilai tukar bebas mengambang (the free floating system)



                                                ↓                                           ↓                                           ↓
                                Devaluasi I                          Devaluasi III                        14 Agustus 97
                                November 1978                september 1986              

Mata uang:
Baht à thailand
Peso à
Ringgit à malaysia
Rp à indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas:
1.       Perbedaan supply dan demand
2.       Perbedaan BOP dan NPI
3.       Tingkat inflasi
4.       Tingkat bunga
5.       Tingkat pendapatan
6.       Pengawasan pemerintah
7.       Ekspektasi (pengharapan pasar atas kondisi dimasa yang akan datang)

System nilai tukar
1.       Nilai tukar tetap
Sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang lain. Sistem ini memaksa pemerintah selalu menyesuaikan nilai tukarnya jika tidak lagi mencemrinkan nilai yang wajar, dengan mendevaluasikan mata uang.
Bank sentral melakukan interversi aktif di pasar valas.
Pemerintah harus meminjm dana yang bsar atas interversi tersebut.
Akibatnya à rupiah overvalue, barang dan jasa produksi indonesia kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat

2.       Nilai tukar mengambang terkendali
Pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa ungny boleh bergerak dalam rentan tertentu (bnd intervention) à kurs 2200 s/d 2450 /us $.
Efek:
1.       Meningkatnya tingkat suku bunga.

KEBIJAKAN MONETER



Kebijakan:
-          Fiskal à pajak
-          Moneter à system-ekonomi

Kebijakan Moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan), dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga, serta neraca pembayaran yang seimbang.

Pengaruh kebijakan moneter terjadi pertama kali dirasakan oleh sektor perbankan yanng kemudian ditransfer ke sektor riil.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter
Berusaha mengatur keseimbangan uang dengan persediaan barang agar inflasi terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

Instrumen bank sentral
-          Suku bunga
-          Giro wajib minimum
-          Intervensi di pasar uang à jika pemerintah à fix rate
-          Tempat terakhir bagi bank meminjam uang apabila terjadi kesulitan likuiditas

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan mengurangi /membatasi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan uang longgar (easy money policy)
Kebijakan menambah uang beredar. Kebijakan inidilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meninngkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian mengalami depresiasi/resesi.

Nilai tukar tetap
(fixed rate system)

1971
Nilai tukar mengambang terkendali I
(the first managed floating rate system)

Devaluasi II (maret 1983)
Nilai tukar mengambang terkendali II
(the second managed floating rate system)


Nilai tukar bebas mengambang (the free floating system)



                                                ↓                                           ↓                                           ↓
                                Devaluasi I                          Devaluasi III                        14 Agustus 97
                                November 1978                september 1986              

Mata uang:
Baht à thailand
Peso à
Ringgit à malaysia
Rp à indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas:
1.       Perbedaan supply dan demand
2.       Perbedaan BOP dan NPI
3.       Tingkat inflasi
4.       Tingkat bunga
5.       Tingkat pendapatan
6.       Pengawasan pemerintah
7.       Ekspektasi (pengharapan pasar atas kondisi dimasa yang akan datang)

System nilai tukar
1.       Nilai tukar tetap
Sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang lain. Sistem ini memaksa pemerintah selalu menyesuaikan nilai tukarnya jika tidak lagi mencemrinkan nilai yang wajar, dengan mendevaluasikan mata uang.
Bank sentral melakukan interversi aktif di pasar valas.
Pemerintah harus meminjm dana yang bsar atas interversi tersebut.
Akibatnya à rupiah overvalue, barang dan jasa produksi indonesia kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat

2.       Nilai tukar mengambang terkendali
Pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa ungny boleh bergerak dalam rentan tertentu (bnd intervention) à kurs 2200 s/d 2450 /us $.
Efek:
1.       Meningkatnya tingkat suku bunga.

KEBIJAKAN MONETER



Kebijakan:
-          Fiskal à pajak
-          Moneter à system-ekonomi

Kebijakan Moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan), dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga, serta neraca pembayaran yang seimbang.

Pengaruh kebijakan moneter terjadi pertama kali dirasakan oleh sektor perbankan yanng kemudian ditransfer ke sektor riil.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter
Berusaha mengatur keseimbangan uang dengan persediaan barang agar inflasi terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

Instrumen bank sentral
-          Suku bunga
-          Giro wajib minimum
-          Intervensi di pasar uang à jika pemerintah à fix rate
-          Tempat terakhir bagi bank meminjam uang apabila terjadi kesulitan likuiditas

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan mengurangi /membatasi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan uang longgar (easy money policy)
Kebijakan menambah uang beredar. Kebijakan inidilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meninngkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian mengalami depresiasi/resesi.

Nilai tukar tetap
(fixed rate system)

1971
Nilai tukar mengambang terkendali I
(the first managed floating rate system)

Devaluasi II (maret 1983)
Nilai tukar mengambang terkendali II
(the second managed floating rate system)


Nilai tukar bebas mengambang (the free floating system)



                                                ↓                                           ↓                                           ↓
                                Devaluasi I                          Devaluasi III                        14 Agustus 97
                                November 1978                september 1986              

Mata uang:
Baht à thailand
Peso à
Ringgit à malaysia
Rp à indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas:
1.       Perbedaan supply dan demand
2.       Perbedaan BOP dan NPI
3.       Tingkat inflasi
4.       Tingkat bunga
5.       Tingkat pendapatan
6.       Pengawasan pemerintah
7.       Ekspektasi (pengharapan pasar atas kondisi dimasa yang akan datang)

System nilai tukar
1.       Nilai tukar tetap
Sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang lain. Sistem ini memaksa pemerintah selalu menyesuaikan nilai tukarnya jika tidak lagi mencemrinkan nilai yang wajar, dengan mendevaluasikan mata uang.
Bank sentral melakukan interversi aktif di pasar valas.
Pemerintah harus meminjm dana yang bsar atas interversi tersebut.
Akibatnya à rupiah overvalue, barang dan jasa produksi indonesia kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat

2.       Nilai tukar mengambang terkendali
Pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa ungny boleh bergerak dalam rentan tertentu (bnd intervention) à kurs 2200 s/d 2450 /us $.
Efek:
1.       Meningkatnya tingkat suku bunga.

KEBIJAKAN MONETER



Kebijakan:
-          Fiskal à pajak
-          Moneter à system-ekonomi

Kebijakan Moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan), dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga, serta neraca pembayaran yang seimbang.

Pengaruh kebijakan moneter terjadi pertama kali dirasakan oleh sektor perbankan yanng kemudian ditransfer ke sektor riil.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter
Berusaha mengatur keseimbangan uang dengan persediaan barang agar inflasi terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

Instrumen bank sentral
-          Suku bunga
-          Giro wajib minimum
-          Intervensi di pasar uang à jika pemerintah à fix rate
-          Tempat terakhir bagi bank meminjam uang apabila terjadi kesulitan likuiditas

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan mengurangi /membatasi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan uang longgar (easy money policy)
Kebijakan menambah uang beredar. Kebijakan inidilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meninngkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian mengalami depresiasi/resesi.

Nilai tukar tetap
(fixed rate system)

1971
Nilai tukar mengambang terkendali I
(the first managed floating rate system)

Devaluasi II (maret 1983)
Nilai tukar mengambang terkendali II
(the second managed floating rate system)


Nilai tukar bebas mengambang (the free floating system)



                                                ↓                                           ↓                                           ↓
                                Devaluasi I                          Devaluasi III                        14 Agustus 97
                                November 1978                september 1986              

Mata uang:
Baht à thailand
Peso à
Ringgit à malaysia
Rp à indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas:
1.       Perbedaan supply dan demand
2.       Perbedaan BOP dan NPI
3.       Tingkat inflasi
4.       Tingkat bunga
5.       Tingkat pendapatan
6.       Pengawasan pemerintah
7.       Ekspektasi (pengharapan pasar atas kondisi dimasa yang akan datang)

System nilai tukar
1.       Nilai tukar tetap
Sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang lain. Sistem ini memaksa pemerintah selalu menyesuaikan nilai tukarnya jika tidak lagi mencemrinkan nilai yang wajar, dengan mendevaluasikan mata uang.
Bank sentral melakukan interversi aktif di pasar valas.
Pemerintah harus meminjm dana yang bsar atas interversi tersebut.
Akibatnya à rupiah overvalue, barang dan jasa produksi indonesia kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat

2.       Nilai tukar mengambang terkendali
Pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa ungny boleh bergerak dalam rentan tertentu (bnd intervention) à kurs 2200 s/d 2450 /us $.
Efek:
1.       Meningkatnya tingkat suku bunga.

KEBIJAKAN MONETER



Kebijakan:
-          Fiskal à pajak
-          Moneter à system-ekonomi

Kebijakan Moneter merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan), dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, stabilitas harga, serta neraca pembayaran yang seimbang.

Pengaruh kebijakan moneter terjadi pertama kali dirasakan oleh sektor perbankan yanng kemudian ditransfer ke sektor riil.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter
Berusaha mengatur keseimbangan uang dengan persediaan barang agar inflasi terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

Instrumen bank sentral
-          Suku bunga
-          Giro wajib minimum
-          Intervensi di pasar uang à jika pemerintah à fix rate
-          Tempat terakhir bagi bank meminjam uang apabila terjadi kesulitan likuiditas

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan mengurangi /membatasi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan uang longgar (easy money policy)
Kebijakan menambah uang beredar. Kebijakan inidilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meninngkatkan daya beli masyarakat pada saat perekonomian mengalami depresiasi/resesi.

Nilai tukar tetap
(fixed rate system)

1971
Nilai tukar mengambang terkendali I
(the first managed floating rate system)

Devaluasi II (maret 1983)
Nilai tukar mengambang terkendali II
(the second managed floating rate system)


Nilai tukar bebas mengambang (the free floating system)



                                                ↓                                           ↓                                           ↓
                                Devaluasi I                          Devaluasi III                        14 Agustus 97
                                November 1978                september 1986              

Mata uang:
Baht à thailand
Peso à
Ringgit à malaysia
Rp à indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs valas:
1.       Perbedaan supply dan demand
2.       Perbedaan BOP dan NPI
3.       Tingkat inflasi
4.       Tingkat bunga
5.       Tingkat pendapatan
6.       Pengawasan pemerintah
7.       Ekspektasi (pengharapan pasar atas kondisi dimasa yang akan datang)

System nilai tukar
1.       Nilai tukar tetap
Sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang lain. Sistem ini memaksa pemerintah selalu menyesuaikan nilai tukarnya jika tidak lagi mencemrinkan nilai yang wajar, dengan mendevaluasikan mata uang.
Bank sentral melakukan interversi aktif di pasar valas.
Pemerintah harus meminjm dana yang bsar atas interversi tersebut.
Akibatnya à rupiah overvalue, barang dan jasa produksi indonesia kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah dan pengangguran meningkat

2.       Nilai tukar mengambang terkendali
Pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa ungny boleh bergerak dalam rentan tertentu (bnd intervention) à kurs 2200 s/d 2450 /us $.
Efek:
1.       Meningkatnya tingkat suku bunga.