Inflasi digolongkan menjadi 3 (ada yang mengatakan 4)
1. Inflasi
ringan
Berkisar 7-10%
Subsidi minysak tanah ke tabung gas, pada
awalnya banyak terjadi gas meledak, dan lain-lain. Hal itu terjadi karena
kurang sosialisasi
2. Inflasi
sedang
Range 10-30% pertahun
3. Inflasi
berat
30-100% pertahun
4. Hiper
inflasi
Range di atas 100%
Indnesia pernh mengalami inflasi hingga
600%
Sceneering: pemotongan mata uang, misal
dari nilai Rp1000, menjadi Rp1,-
Redminasi : pemotongan nilai mata uang
dengan tujuan positif
Note:
Penyebab inflasi dalam negeri ada 2:
1. Tarikan
permintaan/kelebihan likuiditas uang, alat tukar, peran negara sebagai
pengontrol adalah BI sebagai bank sentral
2. Tekanan
atau desakan produksi, atau kurangnya produksi. Inflasi yang terjadi di dalam
negeri akibat terjadinya devisit anggaran belanja dibiayai dengan mencetak uang
baru dan gagalnya pasar yang berakibat
bahan makanan yang mahal.
Inflasi yang ada di luar negeri
akibat naiknya harga barang impor dan kenaikan tarif impor.
Inflasi yang positif mempunyai keuntungan:
-
Menyebabkan/mendorong perekonomian lebih baik,
yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan menggandakan investasi.
Sedangkan hiperinflasi:
-
Menyebabkan perrekonomian menjadi kacau dan
perekonomian menjadi lesu.
Kebijakan di bagi 2:
1. Fiskal
(berkaitan dengan pajak)
Dapat dilakukan melalui instrumen mengatur
penerimaan(pajak) dan pengeluaran pemerintah(APBN)
2. Moneter
Dibagi menjadi :
a. politik
diskonto (politik uang ketat) à
bank menaikkan suku bunga (bank sentral) sehingga jumlah uang yang beredar
jumlah uang dapat dikurangi.
b. Politik
pasar terbuka à
bank sentral menjual obligasi (efek/surat berharga) ke pasar modal untuk
menyerap uang dari masyarakat dan menekan jumlah mata uang yang beredar
sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih
rendah. Contohnya ORI(Obligasi Retail Indonesia) yang menyerap dana dari
masyarakat.
c. Peningkatan
cash ratioà
meningktkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang
dipinjamkan kepada debitur (masyarakat) menjadi berkurang, ha ini dapat
mengurangi jumlah uang yang beredar.
Politik uang ketat terjadi saat puasa, natalan, dll à
karena daya beli masyarakat tinggi.
-
Pemerintah tidak melakukan interpersi (sidak
pasar)
-
Politik pasar terbuka terjadi
UTS 04
MEI 2013
No comments:
Post a Comment