TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL
PRODUKSI
DAN
PRODUKTIVITAS
Disusun oleh,
Chaerunisa (106
200 86)
Emi Fatmawati (106
200 47)
Emi Suswati (106
200 01)
Febri Diani (106
200 25)
Mayang Prismatami (106
200 23)
Mega Meskasari (106
200 12)
Revita Maharesti (106
200 73)
FAKULTAS EKONOMI - MANAJEMEN
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2013
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
A.
Pengertian
Produksi adalah
pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil (berupa barang atau
jasa) yang diinginkan konsumen.
Istilah produksi
sering berkaitan dengan istilah produktivitas, namun bukan berarti bahwa
produktivitas merupakan fasilitas yang aktif.
Produktivitas
adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang
dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal,
tanah, energi, dan sebagainya) unuk menghasilkan hasil tersebut.
B.
Produksi
Kegiatan
Produksi melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjai
barang dan jasa untuk dijual.
Suatu kegiatan
produksi membutuhkan manajer roduksi dimana tanggung jawab manajer produksi
adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil
yang dapat dijual. Keputusan penting tersebut meliputi:
a.
Keputusan yang berhubungan dengan desain dari
sistem manufaktur
b.
Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan
pengendalian sistem tersebut, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Beberapa keputusan jangka panjang yang menentukan
desain produksi adalah:
1.
Desain produksi dari barang yang diproses
2.
Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
3.
Desain tugas (pembagian desain produksi untuk
para pekerja
4.
Lokasi dari fasilitas produksi
5.
Layout dari fasilitas produksi
C.
Sistem
Produksi Manufaktur
1.
Sifat Proses Produksi
a.
Proses Ekstraktif
Yaitu suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan
langsung dari alam. Proses ini terdapat dalam industri proses produksi dasar.
Misal: pengeboran minyak.
b.
Proses Analitik
Yaitu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi
beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Misal:
penyulingan minyak
c.
Proses Fabrikasi (pengubahan)
Yaitu proses yang mengubah suatu barang menjadi
beberapa bentuk. Misal: pembuatan pakaian (dari bentuk awal kain)
d.
Proses Sistetik
Proses ini menunjukkan metode pengkombinasian beberapa
bahan ke dalam bentuk produk. Misal: pengolahan gelas/kaca (melalui perubahan
kimia) dan produksi mobil, tv (melalui perakitan/assembling)
2.
Jangka Waktu Produksi
a.
Proses terus-menerus (continuous process)
b.
Proses terputus-putus (intermittent process)
3.
Sifat Produk yang Diproses
a.
Produksi standar
Produksi ini memerlukan sejumlah modal yang besar
untuk:
1)
Memelihara sejumlah persediaan
2)
Menyedikan fasilitas penyimpanan yang memadai
3)
Menanggung resiko turunnya harga pasar,
kebakaran, pencurian
b.
Produksi pesanan
Dilakukan hanya jika ada pembeli yang menghendaki
spesifikasi tertentu. Misal: seragam sekolah.
D.
Kegiatan
Produksi
1.
Perencanaan Produksi
Keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah
perencanaan diantaranya sebagai berikut:
a.
Jenis barang yang akan dibuat (dipengaruhi oleh
data/informasi tentang kebutuhan pasar)
b.
Jumlah barang yang akan dibuat (dipengaruhi oleh
data kebutuhan pasar dan perkiraan penjualan)
c.
Cara pembuatan
2.
Organisasi Produksi
Besarnya organisasi produksi bergantung pada besarnya perusahaan
dan kompleksnya proses pengolahan yang diinginkan
3.
Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur
yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran
untuk memberikan hasil dengan gangguan minimum, ongkos terendah, dan
kemungkinan waktu tercepat.
4.
Jenis Pengendalian Produksi
a. Order Control
Digunakan oleh perusahaan yang beroperasi hanya pada
waktu menerima pesanan pembeli.
b. Flow Control
Digunakan oleh pabrik yang berproduksi terus-menerus
untuk persediaan, sehingga pada saat ada pesanan, pengiriman barang jadi dapat
dipercepat.
5.
Tahap-Tahap dalam Pengendalian Produksi
a. Perencanaan
Pesanan pembeli/pesanan untuk persediaan diterima oleh
bagian perencaan produksi, lalu pesanan tersebut dipecah ke beberapa bagian
(order), lalu order dipecah ke beberapa formulir, lalu formulir tersebut
diberikan ke bagian pembelian.
b. Routing
Merupakan usaha untuk menentukan urutan dan alat yang
digunakan dalam proses produksi.
c. Scheduling
Merupakan usaha untuk menentukan kapan produksi akan
dimulai dan selesai.
d. Dispatching
Merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk
melakukan kegiatan produksi.
6.
Analisis Jaringan Kerja (Metode Jalur Kritis
dan PERT)
Analisis jaringan kerja (AJK/network analysis)
merupakan teknik yng berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan untuk
meminimalkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya
yang rendah. Teknik ini berguna terutama untuk menggambarkan elemen-elemen
dalam situasi yang kompleks untuk tujuan mendesain, merencanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengambil keputusan.
7.
Aktivitas Semu (Dummy)
Yaitu suatu ktivitas dalam jaringan kerja yang
membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semu menggambarkan hubungan antara satu
event yang lebih dulu dengan dua event berikutnya meskipun tidak saling
bergantung satu sama lain. Aktivitas semu terjadi apabila terdapat dua event
yang bermula dari satu event pendahulu dengan aktivitas yang berbeda, dan event-event
tersebut menuju satu event berikutnya dengan aktivitas yang berbeda pula.
E.
Program
Evaluation and Review Technique (PERT)
Untuk mengatasi
keterbatasan metode jaringan kritis (analisis jaringan kerja), yaitu asumsi
keadaan yang statik, maka dibuatlah model dengan memasukkan hal-hal berikut:
1.
Teori probabilitas yang berguna untuk
memperhitungkan ketidak-pastian masa yang akan datang
2.
Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan
standar penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan
3.
Membuat model baru sebagai alat kontrol dinamik,
yaitu progam evaluation and review technique (PERT). Dalam PERT menerapkan
rumus:
Wh = Wo + 4Wn + Wp
6
Dimana:
Wh
: Waktu yang diharapkan
Wo : Waktu yang paling optimis (waktu penyelesaian
paling pendek)
Wp : Waktu yang paling pesimis (kemungkinan
penyelesaian paling panjang)
Wn : Waktu normal (kemungkinan waktu penyelesaian
sebagaimana biasa terjadi)
F.
Pengendalian
Bahan Baku
Jumlah
persediaan bahan baku yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung
persediaan yang paling ekonomis, dimana jumlah ekonomis dipengaruhi oleh jumlah
pemesanan. Sehingga jumlah pemesanan persediaan yang ekonomis menjadi indikator
jumlah persediaan yang tepat.
Jumlah pemesanan
yang paling ekonomis dihitung dengan menggunakan rumus:
JPPE = 2 x K x Bp
H x Bs
Dimana:
JPPE : Jumlah pemesanan yang paling ekonomis
K : Jumlah kebutuhan bahan baku
per-tahun
Bp : Biaya Pemesanan (Setiap Pesan)
Bs : Biaya Penyimpanan (dinyatakan dalam
persen (%))
H : Harga bahan baku per unit
G.
Pemeliharaan
Peralatan
Pemeliharaan dan
perbaikan peralatan mempunyai peranan dalam perusahaan, karena jika hal ini
diabaikan maka akibatnya perusahaan akan menderita rugi yang tidak kecil.
Kerugian-kerugian
tersebut misalnya:
1.
Kerusakan peralatn yang sudah parah sehingga
biaya perbaikannya lebih mahal
2.
Berhentinya kegiatan produksi
3.
Keterlambatan pengiriman barang sehingga
pendapatan perusahaan turun
4.
Keengganan pelanggan karena kelambatan produksi
perusahaan
5.
Dan lain sebagainya
H.
Organisasi
Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua
sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan peralatan, yaitu:
1.
Didesentralisir,
yaitu masing-masing departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.
Keuntungan
|
Kelemahan
|
a.
Tenaga mekanik memahami karakter alat yang
harus mereka pakai
b.
Mempermudah pimpinan memberikan arahan
c.
Kontrol pemeliharaan dapat ebih ditingkatkan
|
a.
Fleksibilitas sangat rendah
b.
Terdapat duplikasi tenaga kerja
|
2.
Sentralisasi,
yaitu dalam satu perusahaan hanya ada satu bagian pemeliharaan khusus.
Keuntungan
|
Kelemahan
|
a.
Tidak terdapat duplikasi alat
b.
Fleksibilitas tinggi
|
a. Memerlukan
banyak tenaga spesialis
b. Suit
menerapkan pembagian tugas yang efektif
c. Beban
pekerjaan bagian pemeliharaan semakin besar
|
I.
Pengawasan
Kualitas dan Inspeksi
Pengawasan
Kualitas dalam kegiatan produksi terletak ada faktor standar yang diterapkan
dan ditinjau dari dimensi tertentu. Pengawasan pengendalian mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kapan, berapa kali,san berapakah jumlah barang yang akan
diinspeksi.
Inspeksi sendiri
merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan
memperbandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan.
Terdapat empat
tahap dalam pengawasan kualitas:
1.
Penentuan kebijakan tentangpenetapan kualitas
sesuai dengan tuntutan pasar
2.
Penentuan desain teknis untuk mencapai target
tuntutan pasar
3.
Tahap pembuatan
4.
Tahap penggunaan di lapangan
DAFTAR
PUSTAKA
“Sari Kuliah Manajemen Produksi”. Daryanto.
2012. Satunusa: Bandung