Coklat. Dimana-mana ada coklat. Buka mata yang dilihat
coklat. Keluar kamar dan mendapati teman satu kosan sedang makan coklat. Buka facebook
banyak yang upload gambar coklat. Buka twitter banyak yang membahas tentang
coklat. Aarrkhh, ada apa dengan hari ini? Apa tadi malam sudah datang hujan
coklat dari langit?!
Ternyata tidak, dan akhirnya penulis ingat bahwa hari ini
adalah tanggal 14 Februari, dimana banyak orang menyebutnya hari Valentine,
meski sebagian orang tidak ikut merayakannya. Ya, hari Valentine yang jatuh
pada tanggal 14 Februari memang selalu identik dengan coklat dan bunga. Dalam
catatan penulis kali ini penulis akan mencoba menjabarkan sedikit tentang filosofi
dari hari Valentine atau yang kata orang merupakan Hari Kasih Sayang dan
hubungannya dengan bunga dan coklat.
Menurut alkisah yang penulis dapatkan saat penulis duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), hari Valentine ada untuk memperingati
kematian seorang pastur bernama Valentino yang jatuh cinta pada jemaah
gerejanya. Peristiwa ini terjadi pada zaman dahulu kala.
Pastur ini dihukum mati karena ia lebih memilih untuk
mempertahankan cintanya pada sang jemaah dan merelakan title-nya sebagai pastur dilepas. Akan tetapi karena sang jemaah
berasal dari keluarga kalangan atas, maka cinta sang pastur dianggap sebagai
kejahatan, dan ia pun dihukum mati.
Ketulusan cinta sang pastur baru diketahui setelah
kematiannya. Karena kegigihan dan cintanya yang tulus pada sang jemaah,
akhirnya banyak orang yang bersimpati dan memperingati hari kematian pastur ini
sebagai Hari Kasih Sayang, dan nama Valentine berasal dari nama pastur yang
telah mati yaitu Valentino.
Cerita di atas penulis dapat dari salah satu guru penulis
saat SMP, dan sang guru juga mendapatkan cerita tersebut entah darimana, dan
tentang kebenarannya pun belum bisa dipastikan.
Namun, dari cerita di atas kurang lebih dapat penulis
simpulkan bahwa hari Valentine yang diperingati pada tanggal 14 Februari adalah
untuk memperingati kematian seorang pastur bernama Valentino yang mengorbankan
dirinya untuk membuktikan ketulusan cintanya pada seorang jemaah gerejanya.
Valentine, Bunga dan Coklat
Hari Valentine Selalu identik dengan bunga dan coklat. Mengapa
demikian? Menurut penulis, bunga melambangkan keindahan dan coklat melambangkan
manis.
Bunga
Mengapa bunga dihadirkan sebagai simbol hari Kasih Sayang? Kita
semua tahu bahwa bunga (apalagi bunga mawar) yang merupakan lambang cinta
adalah salah satu tanaman yang indah, harum, dan apabila tidak hati-hati
menggenggamnya, durinya akan melukai tangan kita.
Seperti halnya cinta yang indah, namun, jika tidak hati-hati
menjaganya akan melukai pelaku cintanya.
Coklat
Coklat itu manis. Mungkin itu adalah alasan coklat dijadikan
identik dengan Valentine. Membagikan sesuatu yang manis akan menaburkan
kebahagiaan. Karena berbagi kasih sayang itu manis, baik bagi yang membaginya
maupun yang menerimanya. Saat seseorang memberikan kasih sayang dan wujud kasih
sayangnya tersebut disambut baik oleh orang yang dituju, sang pemberi kasih
sayang akan merasa sangat senang. Demikian pula saat seseorang berbagi coklat. Siapapun
yang menerimanya akan merasa senang. (penulis
juga akan merasa senang saat ada yang memberi coklat pada penulis ^^)
Seperti itulah pendapat penulis tentang bunga dan coklat di
hari Valentine. Meskipun umumnya banyak orang yang merayakan hari kasih sayang
dengan memberikan bunga dan coklat pada kekasihnya, namun masih banyak juga
sebagian orang yang memilih untuk tidak ikut merayakan hari Valentine. Memberikan
kasih sayang pada orangtua, saudara, sahabat dan kekasih, tidak perlu menunggu
datangnya hari Valentine kan? Bukannya baiknya kasih sayang itu ada di setiap
hari, setiap saat, dan setiap waktu?
No comments:
Post a Comment