Dosen
Pembimbing : Bpk. M. Yahya Yoenoes
Disusun Oleh:
Emi
Fatmawati (106 20047)
FAKULTAS
EKONOMI - MANAJEMEN
UNIVERSITAS
BOROBUDUR
JL. Raya
Kalimalang No. 1
Jakarta Timur
2011
PENGERTIAN
KREATIF DAN INOVATIF
SERTA
FAKTOR PENDUKUNGNYA
I.
KREATIF
Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif.yg memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan proses kreatif disebut kreatifitas.
Pengertian
kreatifitas itu sendiri dapat ditinjau dari berbagai sudut:
1. Kreativitas
sebagai Proses
-
Kreativitas adalah suatu proses
yang menghasilkan sesuatu yang baru,
apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan
yang baru (Hurlock 1978)
-
Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam
tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak,
dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers , 1982)
Penekanan pada :
-> aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
-> aspek interaksi antara individu dan
lingkungannya / kebudayaannya
-
Kreativitas adalah
suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai
aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas
kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)
-
Kretaivitas adalah
suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan
originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
-
Guilford (1986)
menekankan perbedaan berfikir divergen (disebut juga berfikir kreatif) dan berfikir konvergen. Berfikir
Divergen : bentuk pemikiran terbuka,
yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah.
Berfikir Konvergen: sebaliknya berfokus
pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau
masalah. Dalam pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan
kurang memikirkan berfikir divergen.
Torrance (1979) menekankan
adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya
inspirasi.
2. Kreativitas
sebagai Produk
-
Kretaivitas
sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965).
-
Kecuali unsur baru,
juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat
disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat
pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun menurut ahli lain pertama-tama bukan
suatu karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta
sendiri.
-
Kreativitas atau
daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya
dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan mengembangkannya
dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel
khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo
Sumardjan 1983).
Beliau mengingatkan pentingnya bagian Desain dan
Penelitian dan Pengembangan sebagai bagian yang vital dari suatu industri.
3. Kreativitas
ditinjau dari segi Pribadi
-
Kreatifitas
merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu,
perasaan, sikap dan perilakunya.
-
Kreatifitas mulai
dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang
individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada
nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia
memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak
sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain:
“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu
(dan bukan merupakan sifat social yang
dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan
sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983)
Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi
Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri
kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara
dialektis.
a.
Pribadi kreatif
mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja
berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks,
tergantung situasinya.
b. Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang
sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi
kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan
dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir
konvergen sekaligus divergen.
c.
Ciri paradoksal
ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d.
Pribadi kreatif
dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada
realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari
kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
e.
Pribadi kreatif
menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
f.
Orang kreatif dapat
bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
g.
Pribadi
kreatif menunjukkan lecenderungan
androgini psikoogis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender
(maskulin-feminin)
h.
Orang kreatif
cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya
mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya mereka.
i.
Sikap keterbukaan
dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik
dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.
II.
INOVATIF
Kata
inovatif berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yg artinya memperkenalkan
sesuatu yg baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian
kata “innovate” dan “innovative” yg merupakan bahasa Indonesia dgn mengalami
perubahan penulisan manjadi “inovatif” yg berarti bersifat memperkenalkan suatu
yg baru. Sedangkan orang yg melakukan pembaharuan disebut “innovator”.
Ciri-Ciri
manusia inovatif :
1. Giat
belajar dan bekerja
2. Selalu
berorientasi kedepan
3. Kaya
ide-ide yg cemerlang
4. Berfikir
rasional dan berprasangka baik
5. menghargai
waktu dan menggunakannya dgn sebaik-baiknya
6. Suka
melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian
II.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG SIKAP KREATIF DAN INOVATIF
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang
berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk
sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan
pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk
daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti
sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat,
kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya
suatu kresi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari
pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan
bekerja (Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan
berbagai kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta
anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri,
sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan d orongan untuk bersibuk diri secara
kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan lreatif,
yang m,ungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi
internal.
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari
individu (motivasi intrinsik) maupun
dorongan dari lingkungan (motivasi
ekstrinsik)
a. Motivasi
Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan
mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang,
dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika
individu membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya
manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
b.
Kondisi eksternal
yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus
dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan
memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang
dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan
kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah
dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
1.
Keamanan
psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling
berhubungan:
i.
Menerima individu
sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
ii.
Mengusahakan
suasana yang didalamnya evaluasi
eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu
mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
iii.
Memberikan pengertian secara empatis. Dapat menghayati perasaan-perasaan anak,
pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat
menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
2.
Kebebasan
psikologis
Apabila
guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan
secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa
apa yang ada dalam dirinya.
Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan kemampuan mengungkapkan dirinya secara kreatif
dalam bidang dan kadar yang berbeda – beda. Yang penting dalam pendidikan
adalah bahwa bakat kreatif dapat dan perlu ditingkatkan dan dikembangkan.
Pengembangan
kreatifitas dengan pendekatan 4P
1. Pribadi,
Kreatifitas adalah ungkapan keunikan individu dalam
interaksi dengan lingkungan. Dari pribadi yang unik inilah diharapkan
timbul ide – ide baru dan produk – produk yang inovatif.
2. Pendorong,
Untuk
mewujudkan bakat kreatif siswa diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan
(motivasi eksternal) yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan,
pujian, insentif, dan dorongan dari dalam diri siswa sendiri (motivasi
internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat
kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula
dihambat dalam lingkungan yang tidak mendukung. Banyak orang tua yang kurang
menghargai kegiatan kreatif anak mereka dan lebih memprioritaskan pencapaian
prestasi akademik yang tinggi dan memperoleh rangking tinggi dalam kelasnya.
Demikian pula guru meskipun menyadari pentingnya perkembangan kreatifitas
tetapi dengan kurikulum yang ketat dan kelas dengan jumlah murid yang banyak
maka tidak ada waktu bagi pengembangan kreativitas.
3. Proses,
Untuk mengembangkan kreativitas siswa, ia perlu diberi
kesempatan untuk bersibuk secara aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang
siswa untuk melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan kreatif. Untuk itu yang
penting adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya
secara kreatif. Pertama – tama yang perlu adalah proses bersibuk diri secara
kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkan produk
kreatif yang bermakna.
4. Produk,
Kondisi
yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah
kondisi pribadi dan lingkungan yaitu sejauh mana keduanya mendorong seseorang
untuk melibatkan dirinya dalam proses (Kesibukan , kegiatan) kreatif. Yang
tidak boleh dilupakan adalah bahwa pendidik menghargai produk kreatifitas anak
dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau
memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih
menggugah minat anak untuk berkreasi.
kreatif adalah menciptakan hal baru yang dapat di terima oleh masyarakat dan bisa berguna bagi masyarakat itu sendiri.
ReplyDeletemksh, artikelnya sangat bermanfaat bagi saya.smg Allah membalasnya dg di beri kemudahan hidup.
ReplyDeleteNice Info Gan.Pantengin juga blog ane http://dou-ble.blogspot.co.id/ dan juga Youtube ane ya gan : https://www.youtube.com/channel/UC_A2Bu8oEc5n7OTLvpFbx2g THANKS...!!!
ReplyDeleteterimaksih ya, ini sangat bermanfaat untuk kita semua.
ReplyDelete