s
Dosen
Pembimbing : Ibu Wirda Nursanti
KELOMPOK IV
Anisa
Sulistia (106 20 120)
Dimas Dwi
Prasetyo (106 20 010)
Dwi Susilowati (106 20 060)
Emi Fatmawati (106 20 047)
M. Ikhsan
Bahrudin (106 20 030)
Rendiyatna (106
20 065)
Santo Suwandi (106 20 059)
Sopian (106
20 071)
Tobirin (106 20 121)
FAKULTAS
EKONOMI - MANAJEMEN
UNIVERSITAS
BOROBUDUR
JL. Raya
Kalimalang No. 1
Jakarta Timur
2011
PARTISIPASI ANGGOTA
PADA KOPERASI
1.
Pengertian Partisipasi
Partisipasi diambil dari bahasa asing participation,
yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Istilah
partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran serta
seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu.
Istilah partisipasi mempunyai banyak dimensi, tergantung dari sudut mana
kita memandang.
a.
Dimensi Partisipasi Dipandang dari Sifatnya
-
Partisipasi yang dipaksakan (forced)
Pada beberapa negara (Rusia,
Kuba, dll) banyak pekerja dipaksa oleh Undang-Undang atau keputusan pemerintah
untuk berpartisipasi dalam keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan.
-
Partisipasi sukarela (foluntary)
Merupakan partisipasi yang
sesuai dengan koperasi. Sifat kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen
koperasi dalam merangsang aktivitas partisipasi anggota.
b.
Dimensi Partisipasi Dipandang dari Bentuknya
-
Formal (formal participation)
Telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan
dalam pelaksanaan setiap kegiatan.
-
Informal (informal participation)
Hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam
bidang-bidang partisipasi.
Kedua bentuk partisipasi ini dapat dijalankan secara bersama-sama.
c.
Dimensi Partisipasi Dipandang dari Pelaksanaannya
-
Langsung
Terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok
persoalan, mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain
atau terhadap ucapannya.
-
Tidak Langsung
Terjadi apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang lain.
Keduanya dapat dijalankan bersama-sama tergantung pada situasi dan
kondisi serta aturan yang berlaku.
d.
Dimensi Partisipasi Dipandang dari Segi Kepentingannya
-
Kontributif (contributif participation)
Dalam kedudukannya sebagai pemilik, para anggota memberikan kontribusinya
terhadap pertumbuhan koperasi dalam bentuk keuangan (simpanan pokok, wajib dan
sukarela) dan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan
proses pengawasan terhadap jalannya koperasi.
-
Insentif (incentif participation)
Dalam kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota memanfaatkan
berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi dalam
menunjang kepentingannya.
2.
Arti Pentingnya Partisipasi
Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung
keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala
aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan
direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu
memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi.
Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya,
bermanfaat tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung
sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota =
Pemilik = Pelanggan (seperti yang tergambar dalam segitiga Tri-Angle Identity of Cooperative).
|
3.
Rangsangan Partisipasi
Insentif (peranmgsang) merupakan lawan dari kontribusi (sumbangan).
Berbagai perangsang dan sumbangan itu akan dievaluasi oleh anggota sesuai
dengan kebutuhan, kepentingan, dan tujuan (pribadi) yang dirasakannya sebagai
subyektif.
Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota perseorangan
terhadap koperasi adalah sebagai berikut:
a.
Peningkatan pelayanan yang
efisien
b.
Kontribusi keuangan anggota
c.
Partisipasi anggota dalam
pengambilan keputusan
4.
Cara Meningkatkan Partisipasi
a.
Meningkatkan manfaat
keanggotaan
·
Menyediakan barang atau jasa
yang dibutuhkan oleh anggota
·
Meningkatkan harga pelayanan
pada anggota
·
Menyediakan barang yang tidak
tersedia di pasar bebas
·
dll
b.
Meningkatkan kontributif
anggota dalam pengambilan keputusan
·
Menjelaskan tentang maksud,
tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
·
Meminta tanggapan dan saran
tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
·
Meminta informasi tentang
segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan mengambil keputusan
c.
Meningkatkan partisipasi
kontributif keuangan
·
Memperbesar peranan koperasi
dalam usaha anggota
·
Memperbesar rate of return
·
Membangun dan meningkatkan
kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi
5.
Biaya Partisipasi
Biaya Partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai dampak keikutsertaan
anggota dalam pengelolaan koperasi. Biaya ini bukan hanya biaya penyelenggaraan
rapat dan biaya perjalanan dalam rangka partisipasi, tetapi juga biaya
oportunitas karena ada partisipasi. Biaya oportunitas adalah kesempatan
melaksanakan proses produksi yang hilang karena adanya proses partisipasi.
Partisipasi yang paling berhasil adalah yang efisien (perhitungan selisih
antara besar biaya partisipasi dengan manfaat yang ditimbulkan oleh partisipasi
tersebut) dan efektif (tujuan yang hendak dicapai oleh partisipasi dapat
terlaksana dengan baik). Efektifitas dan efisiensi koperasi pada dasarnya
sangat ditentukan oleh ukuran koperasi, struktur keanggotaan dan fungsi
koperasi.
6.
Model Kesesuaian DalamPartisipasi
Menurut Ropke (1985), kualitas partisipasi tergantung pada interaksi tiga
variabel yaitu:
a.
Para anggota
b.
Manajemen kperasi
c.
Program
Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya kesepakatan antara
kebutuhan anggota dan keluaran program koperasi.
Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika anggota mempunyai
kemampuan dan kemauan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya yang kemudian
harus direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen.
Kesesuaian antara program dan manajemen adalah tugas dari program harus
sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan menyelesaikannya.
Jadi, efektivitas partisipasi koperasi merupakan fungsi dari tingkat
kesesuaian antara anggota, manajemen dan program.
Dimana: P = partisipasi
a =
anggota
m = manajemen
p =
program
Dengan demikian, partisipasi akan efektif bila:
a.
Manajemen mampu melaksanakan
tugas dari program yang ditetapkan
b.
Keputusan program manajemen
mencerminkan hasrat permintaan para anggota
c.
Hasrat permintaan anggota akan
tercermin dalam keputusan program manajemen.
Penggunaan manajemen partisipasi tergantung dari:
a.
Waktu yang tersedia
b.
Kemauan anggota untuki
berpartisipasi
c.
Sistem imbalan
d.
Sifat dari pekerjaan
Penyebab berkurang atau tidak adanya partisipasi dari sebagian anggota di
antaranya:
a.
Pemilik modal paling banyak
akan menentukan keputusan program usaha
b.
Partisipasi tidak lagi sesuai
dengan prinsip koperasi (keanggotaan terbuka dan sukarela) dan prinsip
manajemen (demokratis)
c.
Hasil/output program manajemen tidak sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan kebanyakan anggota
d.
Perusahaan koperasi lebih
banyak berusaha dengan pihak luar/non-anggota.
Dengan alasan-alasan tersebut, menurut Yuyun Wirasasmita (1991), untuk
memperbaiki partisipasi anggota agar efektif adalah di antaranya:
a.
perlunya kebijakan untuk
mengurangi kompleksitas organisasi dan manajemen dengan menerapkan teknologi
manajemen tepat guna
b.
perlunya bantuan eksternal
audit untuk beberapa koperasi yang belum mampu membayar
c.
perlunya mengembangkan sistem
audit internal untuk evaluasi sendiri
d.
audit eksternal harus meliputi
audit tentang pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, rencana koperasi tentang
promosi anggota dan laporan pelaksanaan serta hasil promosi anggota
e.
perlunya desentralisasi dalam
koperasi
f.
dll
No comments:
Post a Comment