Tuesday, February 12, 2013

Partisipasi Anggota Dalam Koperasi



RESUME EKONOMI KOPERASIs

PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KOPERASI,BAB V
 






Dosen Pembimbing : Ibu Wirda Nursanti
 
 

 Disusun Oleh:
KELOMPOK IV

                                                Anisa Sulistia                                         (106  20 120)
                                                Dimas Dwi Prasetyo                              (106  20 010)
                                                Dwi Susilowati                                        (106 20 060)
                                                Emi Fatmawati                                        (106 20 047)
                                                M. Ikhsan Bahrudin                                (106 20 030)
                                                Rendiyatna                                             (106 20 065)
                                                Santo Suwandi                                       (106 20 059)
                                                Sopian                                                     (106  20 071)
                                                Tobirin                                                    (106  20 121)


FAKULTAS EKONOMI - MANAJEMEN


UNIVERSITAS BOROBUDUR
JL. Raya Kalimalang No. 1
Jakarta Timur
2011

PARTISIPASI ANGGOTA
PADA KOPERASI




1.     Pengertian Partisipasi

Partisipasi diambil dari bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran serta seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu.

Istilah partisipasi mempunyai banyak dimensi, tergantung dari sudut mana kita memandang.

a.      Dimensi Partisipasi Dipandang dari Sifatnya
-         Partisipasi yang dipaksakan (forced)
      Pada beberapa negara (Rusia, Kuba, dll) banyak pekerja dipaksa oleh Undang-Undang atau keputusan pemerintah untuk berpartisipasi dalam keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan.
-         Partisipasi sukarela (foluntary)
      Merupakan partisipasi yang sesuai dengan koperasi. Sifat kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen koperasi dalam merangsang aktivitas partisipasi anggota.

b.      Dimensi Partisipasi Dipandang dari Bentuknya
-         Formal (formal participation)
Telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan.
-         Informal (informal participation)
Hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam bidang-bidang partisipasi.

Kedua bentuk partisipasi ini dapat dijalankan secara bersama-sama.

c.       Dimensi Partisipasi Dipandang dari Pelaksanaannya
-         Langsung
Terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
-         Tidak Langsung
Terjadi apabila ada wakil yang membawa aspirasi orang lain.
Keduanya dapat dijalankan bersama-sama tergantung pada situasi dan kondisi serta aturan yang berlaku.

d.      Dimensi Partisipasi Dipandang dari Segi Kepentingannya
-          Kontributif (contributif participation)
Dalam kedudukannya sebagai pemilik, para anggota memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan koperasi dalam bentuk keuangan (simpanan pokok, wajib dan sukarela) dan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya koperasi.
-          Insentif (incentif participation)
Dalam kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya.



2.     Arti Pentingnya Partisipasi

Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi.

Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan (seperti yang tergambar dalam segitiga Tri-Angle Identity of Cooperative).


 



Partisipasi Dalam Pelayanan
 
                     =


 








3.     Rangsangan Partisipasi

Insentif (peranmgsang) merupakan lawan dari kontribusi (sumbangan). Berbagai perangsang dan sumbangan itu akan dievaluasi oleh anggota sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan tujuan (pribadi) yang dirasakannya sebagai subyektif.

Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota perseorangan terhadap koperasi adalah sebagai berikut:
a.       Peningkatan pelayanan yang efisien
b.      Kontribusi keuangan anggota
c.       Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan



4.     Cara Meningkatkan Partisipasi

a.       Meningkatkan manfaat keanggotaan
·         Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota
·         Meningkatkan harga pelayanan pada anggota
·         Menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas
·         dll
b.      Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
·         Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
·         Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
·         Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan mengambil keputusan
c.       Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
·         Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
·         Memperbesar rate of return
·         Membangun dan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi



5.     Biaya Partisipasi

Biaya Partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai dampak keikutsertaan anggota dalam pengelolaan koperasi. Biaya ini bukan hanya biaya penyelenggaraan rapat dan biaya perjalanan dalam rangka partisipasi, tetapi juga biaya oportunitas karena ada partisipasi. Biaya oportunitas adalah kesempatan melaksanakan proses produksi yang hilang karena adanya proses partisipasi.
Partisipasi yang paling berhasil adalah yang efisien (perhitungan selisih antara besar biaya partisipasi dengan manfaat yang ditimbulkan oleh partisipasi tersebut) dan efektif (tujuan yang hendak dicapai oleh partisipasi dapat terlaksana dengan baik). Efektifitas dan efisiensi koperasi pada dasarnya sangat ditentukan oleh ukuran koperasi, struktur keanggotaan dan fungsi koperasi.



6.     Model Kesesuaian DalamPartisipasi

Menurut Ropke (1985), kualitas partisipasi tergantung pada interaksi tiga variabel yaitu:
a.       Para anggota
b.      Manajemen kperasi
c.       Program

Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran program koperasi.

Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika anggota mempunyai kemampuan dan kemauan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya yang kemudian harus direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen.

Kesesuaian antara program dan manajemen adalah tugas dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan menyelesaikannya.

Jadi, efektivitas partisipasi koperasi merupakan fungsi dari tingkat kesesuaian antara anggota, manajemen dan program.
Rounded Rectangle: P = f (a, m, p)
 



Dimana: P  = partisipasi
               a  = anggota
               m = manajemen
               p  = program

Dengan demikian, partisipasi akan efektif bila:
a.       Manajemen mampu melaksanakan tugas dari program yang ditetapkan
b.      Keputusan program manajemen mencerminkan hasrat permintaan para anggota
c.       Hasrat permintaan anggota akan tercermin dalam keputusan program manajemen.

Penggunaan manajemen partisipasi tergantung dari:
a.       Waktu yang tersedia
b.      Kemauan anggota untuki berpartisipasi
c.       Sistem imbalan
d.      Sifat dari pekerjaan

Penyebab berkurang atau tidak adanya partisipasi dari sebagian anggota di antaranya:
a.       Pemilik modal paling banyak akan menentukan keputusan program usaha
b.      Partisipasi tidak lagi sesuai dengan prinsip koperasi (keanggotaan terbuka dan sukarela) dan prinsip manajemen (demokratis)
c.       Hasil/output program manajemen tidak sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebanyakan anggota
d.      Perusahaan koperasi lebih banyak berusaha dengan pihak luar/non-anggota.

Dengan alasan-alasan tersebut, menurut Yuyun Wirasasmita (1991), untuk memperbaiki partisipasi anggota agar efektif adalah di antaranya:
a.       perlunya kebijakan untuk mengurangi kompleksitas organisasi dan manajemen dengan menerapkan teknologi manajemen tepat guna
b.      perlunya bantuan eksternal audit untuk beberapa koperasi yang belum mampu membayar
c.       perlunya mengembangkan sistem audit internal untuk evaluasi sendiri
d.      audit eksternal harus meliputi audit tentang pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, rencana koperasi tentang promosi anggota dan laporan pelaksanaan serta hasil promosi anggota
e.       perlunya desentralisasi dalam koperasi
f.       dll

No comments:

Post a Comment