KISI-KISI UAS EKONOMI PEMBANGUNAN
SEMESTER V
SOAL:
11. Apa yang Anda ketahui tentang kemiskinan? Bagaimana
pandangan para ekoom dan sosiolog tentang kemiskinan? Apa yang dimaksud
kemiskinan absolut dan relatif?
22. Apa yang Anda ketahui tentang migrasi dan
mengapa hal tersebut terjadi?
33. Kebijakan yang bagaimana harus dilakukan oleh
pemerintah untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berorientasi sektoril dan
berdaya saing, berdaya tahan tinggi serta berkeadilan?
44. Bagaimana strategi yang harus dilakukan dalam
pembangunan ekonomi daerah?
55. Apa yang dimaksud dengan daya saing ekonomi
daerah dan mengapa daerah harus mampu mandiri dan perlu memiliki daya saing
ekonomi tinggi?
Jawab:
11. Kemiskinan merupakan kondisi masyarakat yang
tidak/belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan
dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai
sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan.
è
Menurut pandangan para sosiolog, kemiskinan
lebih identik dengan istilah kelas, stratifikasi, dan marginitas. Dimana bagi
mereka yang memperhatikan masalah-masalah kebijakan sosial secara lebih luas,
biasanya lebih memperhatikan konsep ‘tingkat hidup’ yang tidak hanya menekankan
tingkat pendapatan tetapi juga masalah pendidikan, perumahan, kesehatan dan
kondisi-kondisi sosia lainnya dari masyarakat.
è
Menurut pandangan para ekonom, kemiskinan lebih
identik dengan istilah seperti standar hidup, pendapatan, dan distribusi
pendapatan. Meskipun demikian sampai saat ini belum ada definisi baku yang bisa
diterima dari istilah-istilah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan
sangat komplek dan pemecahannya tidak mudah. Menurut Andre Bayo Ala (1981),
kemiskinan bersifat multidimensional, karena kebutuhan manusia bermacam-macam,
maka kemiskinan memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum kemiskinan
meliputi aspek primer (miskin akan aset, organisasi sosial politik, dan
pengetahuan serta keterampilan) dan aspek sekunder (miskin akan jaringan
sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi). Selain kedua aspek tersebut,
aspek lainnya bisa berupa manusia itu sendiri yang miskin. Misal ada istilah
desa miskin, pada dasarnya bukan desanya yang miskin tapi manusia dalam desa
tersebut yang miskin.
è
Kemiskinan absolut adalah: bila pendapatan seseorang
tidak dapat mencapai kebutuhan hidup minimum (makanan, pakaian, perumahan,
pendidikan, dan kesehatan)
è
Kemiskinan relatif adalah: dimana sebenarnya
pendapatan seseorang sudah mencapai tingkat kebutuhan minimum, tetapi masih
dianggap miskin karena masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan
masyarakat di sekitarnya.
22. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain.
Migrasi dapat terjadi karena:
1. Alasan Politik / Politis
Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau
bergejolak akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di
wilayah tersebut.
2. Alasan Sosial Kemasyarakatan
Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan
suatu daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik
dengan paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan
dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi.
3.
Alasan Agama atau Kepercayaan
Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran
agama untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.
4.
Alasan Ekonomi
Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang
mencoba mencari peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga
kebalikan di mana orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau
berekspansi bisnis.
5.
Alasan lain
Contohnya seperti alasan pendidikan, alasan
tuntutan pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta, dan lain sebagainya.
33. Kebijakan yang ditempuh:
a.
Meletakkan landasan perekonomian yang mengacu
pada kepentingan nasional yang mendorong mekanisme pasar dengan peran
pemerintah yang optimal dalam mewujudkan persaingan yang sehat.
b.
Mengembangkan perekonomian yng berdaya saing
tinggi dan berdaya tahan melalui percepatan kebangkitan sektor riil dengan
penggerak sektor industri dan mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh.
c.
Menjaga kestabilan moneter dan meningkatkan
ketahanan sektor keuangan yang mampu mengenali dan mencegah terjadinya krisis,
serta mampu mengendalikan dampak krisis yang terjadi.
d.
Meningkatkan pemerataan pembangunan dan
kesempatan berusaha yang dapat mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat,
terutama bagi penduduk yang kurang mampu, serta meletakkan landasan bagi
terbentuknya sistem jaminan sosial yang dapat menjamin peningkatan kesejahteraan
masyarakat sebagai tujuan akhir pembangunan.
44. Strategi pembangunan ekonomi daerah meliputi:
a.
Strategi Pengembangan Fisik (Locality or
Physical Development Strategy)
b.
Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Business
Development Strategy)
c.
Strategi Pengembangan SDM (HRD Strategy)
d.
Strategi Pengembangan Masyarakat
(Community-Based Development Strategy)
55. Daya saing ekonomi daerah adalah Kemampuan suatu daerah
menciptakan dan memelihara suatu lingkungan yang dapat mempertahankan daya
saing perusahaan-perusahaannya di daerah yang bersangkutan. Juga dapat
didefinisikan sebagai kemampuan daerah untuk menghasilkan nilai tambah secara
berhasil dalam persaingan nasional dan / atau internasional, dan dalam waktu
bersamaan masyarakat di daerah yang bersangkutan juga menikmati suatu standar
hidup yang meningkat dan berkelanjutan.
Pendapat Ahli:
Daya saing tempat (lokalitas dan daerah) merupakan kemampuan
ekonomi dan masyarakat lokal (setempat) untuk memberikan peningkatan standar
hidup bagi warga/penduduknya (Malecki, 1999).
Suatu daerah harus mandiri dan memiliki daya saing tinggi dikarenakan:
Jika suatu daerah tidak memiliki daya saing yang tinggi
dengan daerah lain, tidak menutup kemungkinan daerah tersebut akan menjadi
daerah tertinggal. Di era otonomi saat ini,
setiap daerah, sebagai unit administrasi pemerintahan, berusaha
mencari strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Mengingat
peluang yang sudah terbuka untuk menggerakkan potensi ekonomi, inisiatif dan
motivasi yang ada dalam masyarakat, birokrasi yang mampu menggerakkan potensi
ekonomi, maka diperlukan sosok birokrasi pemerintah kabupaten/kota yang ekonomi
minded atau business mindet.
Dalam otonomi daerah ini bukan hanya soal mengurus diri
sendiri, tetapi juga bagaimana daerah mampu mengembangkan kemampuannya sendiri
untuk mandiri. Meskipun demikian, suatu daerah tetap harus menjalin hubungan
baik dengan daerah lain. Daya saing daerah akan bertautan erat dengan
pembangunan ekonomi lokal (Local Economic Development/LED). Salah satu pendekatan dalam
pembangunan ekonomi lokal itu adalah pendekatan regional, yaitu bagaimana
meningkatkan efisiensi kolektif dan mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya-sumberdaya pengungkit yang ada pada daerah-daerah tetangga. Dengan
demikian, daerah juga dapat mempekuat daya saing pada level yang lebih tinggi,
yakni nasional dan global.
No comments:
Post a Comment