Wednesday, January 16, 2013

Ekonomi Pembangunan


KISI-KISI UAS EKONOMI PEMBANGUNAN
SEMESTER V

SOAL:

11.  Apa yang Anda ketahui tentang kemiskinan? Bagaimana pandangan para ekoom dan sosiolog tentang kemiskinan? Apa yang dimaksud kemiskinan absolut dan relatif?
22.  Apa yang Anda ketahui tentang migrasi dan mengapa hal tersebut terjadi?
33.   Kebijakan yang bagaimana harus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berorientasi sektoril dan berdaya saing, berdaya tahan tinggi serta berkeadilan?
44.  Bagaimana strategi yang harus dilakukan dalam pembangunan ekonomi daerah?
55.  Apa yang dimaksud dengan daya saing ekonomi daerah dan mengapa daerah harus mampu mandiri dan perlu memiliki daya saing ekonomi tinggi?

Jawab:
11.  Kemiskinan merupakan kondisi masyarakat yang tidak/belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan.
è Menurut pandangan para sosiolog, kemiskinan lebih identik dengan istilah kelas, stratifikasi, dan marginitas. Dimana bagi mereka yang memperhatikan masalah-masalah kebijakan sosial secara lebih luas, biasanya lebih memperhatikan konsep ‘tingkat hidup’ yang tidak hanya menekankan tingkat pendapatan tetapi juga masalah pendidikan, perumahan, kesehatan dan kondisi-kondisi sosia lainnya dari masyarakat.
è Menurut pandangan para ekonom, kemiskinan lebih identik dengan istilah seperti standar hidup, pendapatan, dan distribusi pendapatan. Meskipun demikian sampai saat ini belum ada definisi baku yang bisa diterima dari istilah-istilah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan sangat komplek dan pemecahannya tidak mudah. Menurut Andre Bayo Ala (1981), kemiskinan bersifat multidimensional, karena kebutuhan manusia bermacam-macam, maka kemiskinan memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum kemiskinan meliputi aspek primer (miskin akan aset, organisasi sosial politik, dan pengetahuan serta keterampilan) dan aspek sekunder (miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi). Selain kedua aspek tersebut, aspek lainnya bisa berupa manusia itu sendiri yang miskin. Misal ada istilah desa miskin, pada dasarnya bukan desanya yang miskin tapi manusia dalam desa tersebut yang miskin.
è Kemiskinan absolut adalah: bila pendapatan seseorang tidak dapat mencapai kebutuhan hidup minimum (makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan)
è Kemiskinan relatif adalah: dimana sebenarnya pendapatan seseorang sudah mencapai tingkat kebutuhan minimum, tetapi masih dianggap miskin karena masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat di sekitarnya.

22.  Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
Migrasi dapat terjadi karena:
1.       Alasan Politik / Politis
Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.
2.       Alasan Sosial Kemasyarakatan
Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi.
3.       Alasan Agama atau Kepercayaan
Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.
4.       Alasan Ekonomi
Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis.
5.       Alasan lain
Contohnya seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta, dan lain sebagainya.

33.   Kebijakan yang ditempuh:
a.       Meletakkan landasan perekonomian yang mengacu pada kepentingan nasional yang mendorong mekanisme pasar dengan peran pemerintah yang optimal dalam mewujudkan persaingan yang sehat.
b.      Mengembangkan perekonomian yng berdaya saing tinggi dan berdaya tahan melalui percepatan kebangkitan sektor riil dengan penggerak sektor industri dan mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh.
c.       Menjaga kestabilan moneter dan meningkatkan ketahanan sektor keuangan yang mampu mengenali dan mencegah terjadinya krisis, serta mampu mengendalikan dampak krisis yang terjadi.
d.      Meningkatkan pemerataan pembangunan dan kesempatan berusaha yang dapat mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat, terutama bagi penduduk yang kurang mampu, serta meletakkan landasan bagi terbentuknya sistem jaminan sosial yang dapat menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan akhir pembangunan.

44.   Strategi pembangunan ekonomi daerah meliputi:
a.       Strategi Pengembangan Fisik (Locality or Physical Development Strategy)
b.      Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Business Development Strategy)
c.       Strategi Pengembangan SDM (HRD Strategy)
d.      Strategi Pengembangan Masyarakat (Community-Based Development Strategy)

55.   Daya saing ekonomi daerah adalah Kemampuan suatu daerah menciptakan dan memelihara suatu lingkungan yang dapat mempertahankan daya saing perusahaan-perusahaannya di daerah yang bersangkutan. Juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan daerah untuk menghasilkan nilai tambah secara berhasil dalam persaingan nasional dan / atau internasional, dan dalam waktu bersamaan masyarakat di daerah yang bersangkutan juga menikmati suatu standar hidup yang meningkat dan berkelanjutan.
Pendapat Ahli:
Daya saing tempat (lokalitas dan daerah) merupakan kemampuan ekonomi dan masyarakat lokal (setempat) untuk memberikan peningkatan standar hidup bagi warga/penduduknya (Malecki, 1999).

Suatu daerah harus mandiri dan memiliki daya saing tinggi dikarenakan:
Jika suatu daerah tidak memiliki daya saing yang tinggi dengan daerah lain, tidak menutup kemungkinan daerah tersebut akan menjadi daerah tertinggal. Di era otonomi saat ini,
setiap daerah, sebagai unit administrasi pemerintahan, berusaha mencari strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Mengingat peluang yang sudah terbuka untuk menggerakkan potensi ekonomi, inisiatif dan motivasi yang ada dalam masyarakat, birokrasi yang mampu menggerakkan potensi ekonomi, maka diperlukan sosok birokrasi pemerintah kabupaten/kota yang ekonomi minded atau business mindet.

Dalam otonomi daerah ini bukan hanya soal mengurus diri sendiri, tetapi juga bagaimana daerah mampu mengembangkan kemampuannya sendiri untuk mandiri. Meskipun demikian, suatu daerah tetap harus menjalin hubungan baik dengan daerah lain. Daya saing daerah akan bertautan erat dengan pembangunan ekonomi lokal (Local Economic Development/LED). Salah satu pendekatan dalam pembangunan ekonomi lokal itu adalah pendekatan regional, yaitu bagaimana meningkatkan efisiensi kolektif dan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya pengungkit yang ada pada daerah-daerah tetangga. Dengan demikian, daerah juga dapat mempekuat daya saing pada level yang lebih tinggi, yakni nasional dan global. 

No comments:

Post a Comment