Pengertian Kinerja : Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat
individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda -
beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari masing - masing karyawan. Kinerja
adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari
banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu
juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual,
karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam
mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan,
usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan
hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang
diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu. (Timpe, 1993, p. 3).
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses
penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit
kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau
tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja
merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan
kepada pekerja.
Pengertian Kinerja menurut Sulistiyani (2003,223), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Sedangkan menurut Bernardin dan Russel
dalam Sulistiyani (2003, 223-224)
menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang
dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu.
Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Sedangkan Suprihanto (dalam Srimulyo,1999 : 33) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam Moh As’ad, 2003) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (Moh As’ad, 2003).
Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006). Menurut Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
Menurut Bambang
Guritno dan Waridin (2005) kinerja
merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar
yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang
dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu
tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang
dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan
dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja
yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan
Waridin, 2004).
Pengertian penilaian kerja karyawan
dijelaskan oleh Schuler dan Jackson sebagai pengertian dari suatu sistem formal
yang terstruktur dan mengukur, menilai, dan mempengaruhi berbagai sifat yang
berkaitan erat dengan pekerjaan, perilaku, serta hasil, termasuk diantaranya
adalah tingkat ketidakhadiran.
Fokus dari penilaian kinerja
karyawan tersebut adalah untuk mengetahui seberapa besar produktifitas seorang
karyawan dan apakah karyawan tersebut bisa berkinerja baik atau lebih efektif
pada masa-masa yang akan datang, sehingga para karyawan, organisasi, dan
masyarakat secara keseluruhan semuanya bisa memperoleh manfaat.
Performance
is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or
activity during a specified time period. Performance on the job as a whole would be equal to the sum
(or average) of performace on the critical or essential job functions. The
functions have to do with the work which is performed and not with the
characteristic of the person performing. (Williams, 1998, p. 75).
Berdasarkan keterangan di atas dapat pula diartikan bahwa kinerja adalah sebagai seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode khusus. Kinerja keseluruhan pada pekerjaan adalah sama dengan jumlah atau rata - rata kinerja pada fungsi pekerjaan yang penting. Fungsi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut akan dilakukan dan tidak dilakukan dengan karakteristik kinerja individu. Pendapat di atas didukung oleh pernyataan dari Sunarto (2003), yaitu :Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan (trust) timbal balik yang tinggi di antara anggota - anggotanya artinya para anggota mempercayai integritas, karakteristik, dan kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai kinerja yang tinggi memerlukan waktu lama untuk membangunnya, memerlukan kepercayaan, dan menuntut perhatian yang seksama dari pihak manajemen.
Tujuan
evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran
dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat
pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi
keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau
tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk
banyak penggunaan, antara
lain:
o
Peningkatan kinerja
o
Pengembangan SDM
o
Pemberian kompensasi
o
Program peningkatan produktivitas
o
Program kepegawaian
o
Menghindari perlakuan diskriminasi
Penilaian kinerja karyawan merupakan
sebuah metode untuk melakukan evaluasi dan apresiasi terhadap kinerja seorang
karyawan di sebuah perusahaan. Secara umum terdapat beberapa tujuan utama dari
dilakukannya sebuah proses penilaian kinerja karyawan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
o
Evaluasi
yang dilakukan dengan melakukan perbandingan antar orang
Target dan tujuan utama dari sebuah proses penilaian kinerja karyawan adalah evaluasi penilaian yang dilakukan dengan membandingkan orang per orang. Pengukuran dan penilaian bisa dilakukan hanya dengan melakukan perbandingan. Maka membandingkan kinerja orang per orang merupakan tujuan utama dari sebuah proses penilaian kinerja karyawan.
Target dan tujuan utama dari sebuah proses penilaian kinerja karyawan adalah evaluasi penilaian yang dilakukan dengan membandingkan orang per orang. Pengukuran dan penilaian bisa dilakukan hanya dengan melakukan perbandingan. Maka membandingkan kinerja orang per orang merupakan tujuan utama dari sebuah proses penilaian kinerja karyawan.
o
Pengembangan
sumber daya karyawan. Tujuan lain dari upaya penilaian kinerja karyawan adalah
pengembangan kualitas kinerja orang per orang seiring dengan berjalannya waktu.
Baik pengembangan yang sifatnya lahir dari diri karyawan sendiri atau dorongan
langsung dari pihak pengelola perusahaan.
o
Pemeliharaan
sistem kerja perusahaan. Upaya penjagaan terhadap sistem kerja dari sebuah
perusahaan bisa terus dilakukan salah satunya dengan melakukan penilaian
kinerja karyawan. Evaluasi dilakukan secara terus menerus agar kinerja-kinerja
karyawan tidak keluar dari sistem yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
o
Dokumentasi
terhadap keputusan-keputusan terkait sumber daya manusia. Dengan adanya sebuah
upaya penilaian kinerja karyawan, akan menjadi bukti dan dokumentasi penting
yang dapat berguna bagi pihak perusahaan mengambil keputusan di masa akan
datang terkait dengan aspek sumber daya manusia, ataupun kebijakan yang
langsung menyangkut kepada pihak individu karyawan.
Tujuan Penilaian
kinerja
Ada pendekatan ganda terhadap
tujuan penilaian prestasi kerja sebagai berikut:
1. Tujuan Evaluasi
Hasil-hasil penilaian prestasi
kerja digunakan sebagai dasar bagi evaluasi reguler terhadap prestasi
anggota-anggota organisasi, yang meliputi:
a. Telaah
Gaji. Keputusan-keputusan kompensasi yang mencakup kenaikan merit-pay, bonus
dan kenaikan gaji lainnya merupakan salah satu tujuan utama penilaian prestasi
kerja.
b. Kesempatan
Promosi. Keputusan-keputusan penyusunan pegawai (staffing) yang
berkenaan dengan promosi, demosi, transfer dan pemberhentian karyawan merupakan
tujuan kedua dari penilaian prestasi kerja.
2. Tujuan Pengembangan
Informasi yang dihasilkan oleh
sistem penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk mengembangkan pribadi
anggota-anggota organisasi, yang meliputi:
a. Mengukuhkan Dan Menopang Prestasi Kerja. Umpan balik
prestasi kerja (performance feedback) merupakan kebutuhan pengembangan
yang utama karena hampir semua karyawan ingin mengetahui hasil penilaian yang
dilakukan.
b. Meningkatkan Prestasi Kerja. Tujuan penilaian prestasi
kerja juga untuk memberikan pedoman kepada karyawan bagi peningkatan prestasi
kerja di masa yang akan datang.
c. Menentukan Tujuan-Tujuan Progresi Karir. Penilaian
prestasi kerja juga akan memberikan informasi kepada karyawan yang dapat
digunakan sebagai dasar pembahasan tujuan dan rencana karir jangka panjang.
d. Menentukan Kebutuhan-Kebutuhan Pelatihan. Penilaian
prestasi kerja individu dapat memaparkan kumpulan data untuk digunakan sebagai
sumber analisis dan identifikasi kebutuhan pelatihan.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Timpe (1993) faktor - faktor
yang mempengaruhi kinerja, yaitu (p.33) :
1. Kinerja baik dipengaruhi oleh dua
faktor:
a.
Internal
(pribadi)àKemampuan tinggi dan Kerja keras
b. Eksternal (lingkungan)àPekerjaan mudah, Nasib baik, Bantuan dari rekan-2, pemimpin
yang baik.
2.
Kinerja
jelek dipengaruhi dua faktor :
a. Internal (pribadi)àKemampuan
rendah dan Upaya sedikit
b. Eksternal (lingkungan)àPekerjaan
sulit, Nasib buruk, Rekan-2 kerja tidak produktif, Pemimpin yang tidak simpatik
Cara-Cara untuk Meningkatkan Kinerja:
Berdasarkan pernyataan menurut Timpe
(1993) cara - cara untuk meningkatkan kinerja, antara lain (p. 37) :
1.
Diagnosis
Suatu
diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu
yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi dan
memperbaiki kinerja. Teknik - tekniknya : refleksi, mengobservasi kinerja,
mendengarkan komentar - komentar orang lain tentang mengapa segala sesuatu
terjadi, mengevaluasi kembali dasar - dasar keputusan masa lalu, dan mencatat
atau menyimpan catatan harian kerja yang dapat membantu memperluas pencarian
manajer penyebab - penyebab kinerja.
2.
Pelatihan
Setelah
gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat membantu manajemen bahwa
pengetahuan ini digunakan dengan tepat.
3.
Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang
dapat mencapai hasil sepenuhnya tanpa dorongan untuk menggunakannya. Analisa
atribusi kausal harus dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tahap - tahap
penilaian kinerja formal.
Faktor-Faktor Penilaian
kinerja
Tiga dimensi
kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja, yaitu:
1. Tingkat
kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan organisasi untuk
menahan orang-orang di dalam organisasi, yang dijabarkan dalam penilaian
terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja.
2. Tingkat
kemampuan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan Kebutuhan organisasi untuk
memperoleh hasil penyelesaian tugas yang terandalkan, baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas kinerja yang harus dicapai oleh seorang karyawan.
3. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan di
luar persyaratan-persyaratan tugas formal untuk meningkatkan efektivitas organisasi,
antara lain dalam bentuk kerja sama, tindakan protektif, gagasan-gagasan yang
konstruktif dan kreatif, pelatihan diri, serta sikap-sikap lain yang
menguntungkan organisasi.
Manfaat Penilaian Kinerja
Secara
umum penilaian kinerja karyawan berdampak positif bagi banyak pihak, berikut
ini pihak-pihak yang akan merasakan dampak positif dari sebuah proses penilaian
kinerja karyawan:
1.
Pihak karyawan
Adanya proses penilaian kinerja karyawan akan memberikan dampak positif bagi para karyawan diantaranya adalah munculnya motivasi kerja yang lebih baik, adanya kejelasan dari standar kerja yang sudah dilakukan, umpan balik terhadap kinerja yang sudah lalu, pengembangan diri, peluang untuk mendiskusikan berbagai permasalahan selama menjalankan kerja, peluang berkomunikasi dengan pihak atasan dan sebagainya. Hal-hal positif tersebut akan dirasakan oleh pihak karyawan melalui adanya proses penilaian kinerja karyawan.
2.
Pihak penilai
Ada banyak hal positif yang akan didapatkan oleh pihak penilai melalui adanya upaya penilaian kinerja karyawan. Beberapa diantaranya adalah pihak perusahaan dapat mengetahui dan menilai kecenderungan kinerja masing-masing karyawan, upaya peningkatan kepuasan kinerja yang diinginkan oleh pihak perusahaan, upaya untuk memahami karyawan secara lebih dekat, meningkatkan efektifitas sumber daya manusia sebuah perusahaan, kesempatan bagi pihak atasan untuk menjelaskan kepada para karyawan apa sebenarnya yang menjadi keinginan pihak perusahaan.
Ada banyak dampak positif lainnya
yang akan diperoleh oleh pihak karyawan maupun pihak perusahaan terhadap adanya
proses penilaian kinerja karyawan. Upaya penilaian kinerja karyawan sebaiknya
jangan ditakuti sebagai momen pemecatan terhadap karyawan, demikian juga pihak
perusahaan hendaknya tidak terburu-buru membuat kebijakan yang menyakitkan bagi
karyawan.
No comments:
Post a Comment