TUGAS KELOMPOK I
EKONOMI PEMBANGUNAN
Makalah
Permasalahan Pembangunan di Negara Yang
Sedang Berkembang
Disusun oleh,
Chaerunisa (106
200 86)
Emi Fatmawati (106
200 47)
Mayang Prisma Tami (106
200 23)
Mega Meskasari (106
200 12)
Revita Maharesti (106
200 73)
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang
berjudul “Permasalahan Pembangunan di Negara Yang Sedang Berkembang” ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja permasalahan pembangunan di negara yang
sedang berkembang pada umumnya.
Kami menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini dan jauh dari kesempurnaan itu
dikarenakan kemampuan kami yang terbatas. Maka dari itu, kami menerima kritik
dan saran yang positif dari para pembaca.
Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan bagi para pembaca umumnya
serta semoga makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan
dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang khususnya dalam bidang Ilmu
Ekonomi Pembangunan.
Jakarta, 20 November 2012
( Penyusun )
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR
..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI
................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang
.......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan
Penulisan
...................................................................................................... 1
1.3. Rumusan
Masalah
..................................................................................................... 1
BAB II MASALAH YANG
DIHADAPI NEGARA YANG SEDANG BERKEMBANG
.. 3
2.1. Masalah-masalah di Negara Berkembang
................................................................. 3
2.2. Sifat / Karakteristik / Ciri-Ciri Negara Berkembang di Dunia
................................. 3
2.3. Upaya Pembangunan di Negara Berkembang
.......................................................... 5
2.4. Masalah Sosial Ekonomi di Negara Berkembang .................................................... 6
2.5. Strategi Pembangunan Indonesia, Pengangguran dan Inflasi .................................. 7
2.5.1. Strategi
Pembangunan Indonesia
.......................................................................... 7
2.5.2. Pengangguran dan
Inflasi ...................................................................................... 7
BAB III
PENUTUP
........................................................................................................ 10
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................................................ 10
3.2. Saran .................................................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................... iv
DAFTAR
PUSTAKA
TUGAS KELOMPOK I
EKONOMI PEMBANGUNAN
Makalah
Permasalahan Pembangunan di Negara Yang
Sedang Berkembang
Disusun oleh,
Andi Aida Nurhaida (126
200 80)
Chaerunisa (106
200 86)
Emi Fatmawati (106
200 47)
Emi Suswati (106
200 01)
Febri Diani (106 200 25)
Mayang Prisma Tami (106
200 23)
Mega Meskasari (106
200 12)
Revita Maharesti (106
200 73)
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang
berjudul “Permasalahan Pembangunan di Negara Yang Sedang Berkembang” ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja permasalahan pembangunan di negara yang
sedang berkembang pada umumnya.
Kami menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini dan jauh dari kesempurnaan itu
dikarenakan kemampuan kami yang terbatas. Maka dari itu, kami menerima kritik
dan saran yang positif dari para pembaca.
Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan bagi para pembaca umumnya
serta semoga makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan
dan meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang khususnya dalam bidang Ilmu
Ekonomi Pembangunan.
Jakarta, 20 November 2012
( Penyusun )
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR
..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI
................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang
.......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan
Penulisan
...................................................................................................... 1
1.3. Rumusan
Masalah
..................................................................................................... 1
BAB II MASALAH YANG
DIHADAPI NEGARA YANG SEDANG BERKEMBANG
.. 3
2.1. Masalah-masalah di Negara Berkembang
................................................................. 3
2.2. Sifat / Karakteristik / Ciri-Ciri Negara Berkembang di Dunia
................................. 3
2.3. Upaya Pembangunan di Negara Berkembang
.......................................................... 5
2.4. Masalah Sosial Ekonomi di Negara Berkembang .................................................... 6
2.5. Strategi Pembangunan Indonesia, Pengangguran dan Inflasi .................................. 7
2.5.1. Strategi
Pembangunan Indonesia
.......................................................................... 7
2.5.2. Pengangguran dan
Inflasi ...................................................................................... 7
BAB III
PENUTUP
........................................................................................................ 10
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................................................ 10
3.2. Saran .................................................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................... iv
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Negara berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju
negara modern. Didalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala bidang
kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu.
Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan
sosial dan budaya sebagai pendukung keberhasilannya.
Negara berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada
perekonomian luar negeri yang bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor
komoditas primer yang tidak menentu.
Saat ini
permasalahan tersebut cukup serius dan setiap negara berkembang harus melakukan
proses perubahan ke arah modernisasi dengan cara melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pembangunan tersebut
membawa kemajuan. Sering pada bidang-bidang tertentu bisa juga mengalami
kemunduran.
Oleh karena itu,
pembangunan di negara berkembang harus dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini
tidak lain adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahn di atas. Secara
umum, permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terdapat
di Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang rendah,
tingkat produktivitas yang rendah, dan pertumbuhan populasi serta tanggungan
beban yang tinggi.
1.2.Tujuan
Penulisan
Supaya
mahasiswa dapat lebih memahami terhadap situasi ekonomi yang mana sekarang
menjadi topik hangat dan dilema luar biasa bagi seluruh dunia. Mahasiswa dapat
memecahkan masalah kecil yang berhubungan dengan rencana pembangunan di Negara
kita. Diharapkan pula, makalah ini dapat menjadi acuan belajar dalam
mempelajari permasalahan ekonomi.
1.3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang diatas, Penyusun membuat identifikasi permasalahan terhadap
penelitian yang dilakukan oleh penyusun sebagi berikut:
1.
Apa
saja masalah yang dihadapi negara yang sedang berkembang?
2.
Apa
saja ciri-ciri negara yang berkembang di dunia?
3.
Apa
saja faktor-faktor yang dapat memajukan negara yang ingin berkembang ?
4.
Bagaimana
kita mengetahui bahwa masalah sosial ekonomi
merupakan hasil dari perkembangan masyarakat dan perubahan zaman yang begitu
cepat. Terlebih lagi saat memasuki era perdagangan bebas nanti?
5.
Apakah strategi pembangunan Indonesia, tingkat pengangguran dan
inflasi?
BAB II
MASALAH
YANG DI HADAPI NEGARA BERKEMBANG
2.1. Masalah-masalah
di Negara Berkembang
Masalah-masalah yang dihadapi
negara yang sedang berkembang di antaranya:
1. Standar hidup yang rendah, yaitu pendapatan
nasional perkapita, tingkat pertumbuhan relative pendapatan nasional dan
pendapatan perkapita, distribusi pendapatan nasioanal, tingkat kemiskinan,
kesehatan dan pendidikan.
2. Produksi yang rendah, yaitu sumber daya manusia yang tidak
memadai dan kesehatan fisik yang rendah.
3. Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketergantungan yang
terlalu tinggi.
4. Tingkat pengangguran terbuka dan terselubung yang terlalu
tinggi dan terus melonjak.
5. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor
barang-barang primer. Hal ini dikarenakan:
a.
tingkat
produksivitas pertanian yang rendah
b.
ketergantungan
pada ekspor primer
6. Sistem hukum dan infrastruktur yang mapan.
7. Ketergantungan yang dominan pada dunia internasional.
2.2. Sifat / Karakteristik / Ciri-Ciri Negara
Berkembang di Dunia
Negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia memiliki karakter atau ciri sebagai berikut:
1. Tingkat Pertumbuhan
Penduduk Tinggi
Tingkat pertambahan penduduk di negara
berkembang umumnya lebih tinggi dua hingga empat kali lipat dari negara maju.
Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan dan budaya di negara berkembang yang
berbeda dengan di negara maju. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyak masalah
di masa depan yang berkaitan dengan makanan, rumah, pekerjaan, Pendidikan dan
lain sebagainya.
2. Tingkat Pengangguran
Tinggi
Akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk
mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi tinggi. Jumlah
tenaga kerja lebih banyak daripada kesempatan lapangan kerja yang tersedia dan tingkat
pertumbuhan keduanya yang tidak seimbang dari waktu ke waktu.
3. Tingkat
Produktivitas Rendah
Jumlah faktor produksi yang terbatas yang
tidak diimbangi dengan jumlah angkatan kerja mengakibatkan lemahnya daya beli
sehingga sektor usaha mengalami kesulitan untuk meningkatkan produksinya.
4. Kualitas Hidup Rendah
Akibat rendahnya tingkat penghasilan,
masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok, pendidikan,
kesehatan, dll. Banyak yang kekurangan gizi, tidak bisa baca tulis, rentan
terkena penyakit, dan lain sebagainya.
5. Ketergantungan Pada
Sektor Pertanian /Primer
Umumnya masyakat adalah bermata pencaharian
petani dengan ketergantungan yang tinggi akan hasil sektor pertanian.
6. Pasar &
Informasi Tidak Sempurna
Kondisi perekonomian negara berkembang
kurang berkompetisi sehingga masih dikuasai oleh usaha monopoli, oligopoli,
monopsoni dan oligopsoni. Informasi di pasar hanya dikuasai oleh sekelompok
orang saja.
7. Tingkat
Ketergantungan Pada Angkatan Kerja Tinggi
Perbandingan jumlah penduduk yang masuk
dalam kategori angkatan kerja dengan penduduk non angkatan kerja di negara
sedang berkembang nilainya berbeda dengan dengan di negara maju. Dengan
demikian di negara maju penduduk yang berada dalam usia nonproduktif lebih
banyak bergantung pada yang masuk angkatan kerja.
8. Ketergantungan
Tinggi Pada Perekonomian Eksternal Yang Rentan
Negara berkembang umumnya memiliki
ketergantungan tinggi pada perekonomian luar negeri yang bersifat rentan akibat
hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang tidak menentu.
Ciri-ciri lainnya dari negara yang sedang berkembang:
1.
Tidak cukup makan.
2. Struktur agraria
lemah, karena pemilikan tanah yang kecil.
3. Industri kurang
berkembang di sebagian daerah.
4. Tidak banyak
menggunakan yang dibangkitkan dengan mesin.
5. Ketergantungan
ekonomi, karena perusahaan-perusahaan besar ada di tangan orang asing, atau
negara tersebut masih tergantung pada luar negeri.
6. Struktur sosial yang
masih feodal (menggunakan paham lama).
7. Tingkat pengangguran
yang sangat besar jumlahnya dan tersebar di beberapa wilayah.
8. Tingkat pengajaran
rendah atau mutu pendidikan yang kurang baik.
9. Angka kelahiran
tinggi.
10. Kesehatan yang
kurang memadai.
11. Orientasi kepada tradisi dan kepada kelompok.
12. Kekayaan alam belum
diolah semaksimal mungkin.
13. Kemiskinan, dan hal
ini memang sangat mengkhwatirkan.
14. Kebodohan dan
keterbelakangan.
15. Kurangnya tenaga
ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
16. Kesehatan kurang.
17. Pendidikan tidak
memadai.
18. Ketahanan nasional
lemah.
2.3. Upaya Pembangunan di Negara Berkembang
Saat ini
permasalahan-permasalahan yang tersebut pada pembahasan sebelumnya sudah
menjadi cukup serius dan setiap negara berkembang harus melakukan proses perubahan
ke arah modernisasi dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang. Akan
tetapi, pada kenyataannya tidak semua pembangunan tersebut membawa kemajuan.
Sering pada bidang-bidang tertentu bisa juga mengalami kemunduran.
Faktor-faktor yang membuat pembangunan di suatu negara mengalami kemajuan di
antaranya:
1.
Masyarakat mampu menerima adanya suatu perubahan dengan
segala resikonya.
2.
Masyarakat harus menyadari bahwa perubahan tersebut memang
sengaja dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Dikarenakan negara
berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju negara modern, di dalamnya
terdapat suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan
secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya
sebagai pendukung keberhasilannya.
Hanya dengan perubahan melalui pembangunan akan diperoleh
suatu kemajuan yang akan meningkatkan taraf kehidupan. Apabila mengalami
kemunduran, berarti masyarakat kurang siap menerima perubahan yang terjadi. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Terlalu banyak
kekuatan dominan yang tidak menyetujui adanya perubahan.
2. Terjadinya revolusi
yang mengakibatkan masyarakat mengalami disorganisasi.
3. Perubahan yang
terlalu cepat karena terjadi bencana alam (bagi negar yang sedang tertimpa
bencana).
4.
Dalam negara yang sedang dijajah, pihak penjajah memaksakan
perubahan.
Oleh karena itu,
pembangunan di negara berkembang harus dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini
tidak lain adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahn di atas. Secara
umum, permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terdapat
di Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang rendah,
tingkat produktivitas yang rendah, dan pertumbuhan populasi serta tanggungan
beban yang tinggi.
2.4.
Masalah Sosial
Ekonomi di Negara Berkembang
Kesenjangan sosial
ekonomi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi negara yang sedang
berkembang, yaitu suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial ekonomi
dalam kehidupan masyarakat atau adanya jurang pemisah yang semakin lebar antara
si kaya dan si miskin. Kesenjangan ini timbul sebagai suatu keadaan yang
menggambarkan tidak adanya kesamaan kemampuan dari para warga masyarakat di
bidang sosial dan ekonomi. Ada individu dalam masyarakat yang mampu menyesuaikan
diri dengan tuntutan lingkungannya, sehingga dapat mencapai kedudukan sosial
ekonomi yang tinggi. Seperti menduduki jabatan tertentu atau berhasil menjadi
orang kaya. Tetapi ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan dengan tuntutan lingkungannya, sehingga tidak dapat meraih suatu
status sosial dan ekonomi yang tinggi. Seperti hidupnya miskin, menjadi
pengangguran, atau menjadi pekerja rendahan (buruh).
Berdasarkan sejarah
kehidupan manusia, gejala yang menggambarkan kedaaan kaya dan miskin secara
berdampingan dalam kehidupan masyarakat merupakan masalah sosial atau merupakan
gejala sosial yang wajar terjadi dalam perkembangan masyarakat. Tetapi setelah
masyarakat berencana melakukan modernisasi di segala bidang penghidupan, terutama
di bidang industri/ekonomi, maka timbullah nilai-nilai sosial yang baru.
Seperti munculnya konsep masyarakat tradisional dan masyarakat modern,
masyarakat ekonomi maju dan masyarakat ekonomi terbelakang, sehingga muncul individu
sebagai makhluk sosial. Pada waktu itulah individu sadar akan kedudukan sosial
dan ekonominya, sehingga menggolongkan dirinya sebagai orang kaya dan miskin.
Kemiskinan kemudian dianggap sebagai pemicu masalah sosial yang sangat dibenci
oleh masyarakat.
Diikuti oleh
timbulnya kecemburuan sosial, tindakan provokasi, dan aksi-aksi sosial warga
masyarakat miskin, seperti berupa gerakan demontrasi atau pemogokan dari
pekerja rendahan (buruh). Tuntutan kebebasan berusaha, kenaikan gajiatau upah,
dan lain sebagainya. Kemudian muncul anggapan bahwa lembaga ekonomi masyarakat
belum berfungsi dengan baik. Sehingga perlu dibenahi agar lebih adil dan
merata.
Bila tidak dilakukan
dengan sungguh-sungguh, maka hal-hal yang bersifat kriminalitas (kejahatan)
tumbuh subur dengan baik. Seperti korupsi, kolusi, nepotisme, pencurian,
perkelahian, pembunuhan, penipuan, dan lain sebagainya. Tindak kriminalitas ini
berhubungan langsung dengan kondisi dan proses-proses sosial ekonomi. Secara
umum seperti terjadinya gerak dan perubahan sosial, persaingan dan pertentangan,
konflik budaya, ideologi, politik, ekonomi, agama, dan lain-lain. Sebagai wujud
imitasi (tiruan), kompensasi, identifikasi, konsepsi pribadi, dan kekecewaan
yang agresif tanpa bisa berpikir panjang lagi.
Dari uraian diatas
akhirnya kita tahu bahwa masalah sosial ekonomi merupakan hasil dari
perkembangan masyarakat dan perubahan zaman yang begitu cepat. Terlebih lagi
saat memasuki era perdagangan bebas nanti.
2.5.
Strategi Pembangunan
Indonesia, Pengangguran dan Inflasi
2.5.1. Strategi Pembangunan Indonesia
Strategi pembangunan di Indonesia
tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi
pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan
dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia
dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya). Periode ini
kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya
sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia
adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada
keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga keadilan (pemerataan)
antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian
secara adminstratif politis yang ada.
-
REPELITA
I
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian
dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi
tahap selanjutnya.
-
REPELITA
II
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan
meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
-
REPELITA
III
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
-
REPELITA
IV
Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri sendiri,baik industri ringan yang akan terus
dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjutnya dan meletakkan landasan yang
kuat bagi tahap selanjutnya.
2.5.2. Pengangguran dan Inflasi
Pengangguran
telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara sedang
berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan
besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya
jumlah penduduk. Masalah pengangguran juga dialami oleh negara-negara maju akan
tetapi permasalahan pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah
terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan
dengan pasang surutnya Busines Cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan
investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara
tersebut.
Akibat
krisis finansial yang memporak-porandakan perekonomian di Indonesia, banyak
pengusaha yang bangkrut karena dililit hutang bank atau hutang ke rekan bisnis
sehingga begitu banyak pekerja atau buruh pabrik yang terpaksa di PHK oleh
perusahaan karena perusahaan harus mengurangi besarnya cost yang dipakai untuk
membayar gaji para pekerjanya. Hal inilah yang yang menjadi salah satu faktor
terjadinya pelonjakan angka pengangguran dalam waktu yang relatif singkat
(ledakan pengangguran). Ledakan pengangguran yang terjadi di indonesia berawal
sekitar tahun 1997 akhir atau 1998 awal dikarenakan terjadinya krisis moneter
yang hebat melanda asia khususnya asia tenggara yang mendorong terciptanya
likuiditas ketat sebagai reaksi terhadap gejolak moneter. Di Indonesia
kebijakan likuidasi atas 16 bank akhir november 1997 membuat sekitar 8.000
karyawannya menganggur.
Dan
dalam waktu yang tidak lama 7.196 pekerja dari 10 perusahaan juga terkena PHK.
Ditambah lagi diawal tahun 1998 1,4 juta pengangguran menambah daftar
permasalahan yang harus segera ditanggulangi oleh pemerintah Indonesia
(Andreas, 2001).
Selama periode 2004-2009, tingkat pertumbuhan
ekonomi yang diharapkanantara 4,5 persen sampai 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi
sebesar itu diperkirakan hanya dapat menyerap angkatan kerja baru sekitar satu
sampai satu setengah juta pekerja saja. Pada masa lalu, setiap pertumbuhan
ekonomi sebesar 1 persen mampu menyerap sekitar 400.000 pekerja. Namun, pada
saat ini diperkirakan hanya mampu menyerap sebanyak 250.000 sampai 300.000
pekerja baru. Sementara angkatan kerja baru setiap tahun bertambah 2,5 juta
orang. Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan masih bertambah dari 207 juta
jiwa pada tahun 2004 menjadi
220 juta jiwa pada tahun 2009, sementara tingkat pengangguran pada tahun 2009 sekitar
8 persen dari seluruh angkatan kerja yang ada.
Ketidakstabilan
ekonomi yang terjadi tidak hanya terkait oleh masalah pengangguran saja tetapi
masalah inflasi juga merupakan masalah yang sangat penting yang harus dihadapi
oleh semua negara didunia ini. Bahkan, peran bank sentral di berbagai negara di
dunia ini sudah identik dengan bank sentral yang mengadopsi target inflasi baik
secara implisit maupun eksplisit. Inflasi sering menjadi target kebijakan
pemerintah karena inflasi merupakan penyakit ekonomi yang tidak bisa diabaikan
karena dapat menimbulkan dampak yang sangat luas. Inflasi pada mulanya
senantiasa diidentikkan dengan pencetakan uang yang terlalu banyak, yang
menyebabkan bertambahnya pasokan jumlah uang beredar menjadi lebih banyak. Hal
itu dapat menyebabkan terjadinya kenaikan harga. Oleh karena itu inflasi
didefinisikan sebagai kenaikan tingkat harga secara umum. Definisi itu sebagai
kebalikan dari kenaikan harga hanya satu atau dua komoditi saja (Humphreys,
1997).
Pengalaman
krisis demi krisis yang menimpa ekonomi dunia dalam satu abad terakhir ini
seharusnya telah menyadarkan kepada kita bahwa masalah inflasi telah berkembang
menjadi persoalan yang semakin kompleks. Diawali dengan terjadinya malapetaka
yang besar (the great depressions) pada tahun 1930-an, kemudian disusul dengan
terjadinya krisis Amerika Latin pada dekade 1980-an, akhirnya muncul kembali pada
krisis moneter di Asia pada pertengahan tahun 1997-an, adalah pengalaman
ekonomi dunia dengan tingginya inflasi (hyper inflation) yang sangat merusakkan
sendi-sendi ekonomi (Triono, 2006).
Inflasi
yang tinggi penting untuk diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian
yang bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan pengangguran
yang senantiasa meningkat. Berkenaan dengan hal tersebut, upaya untuk
mengendalikan agar stabil begitu penting untuk dilakukan. Menurut Chapra
(2000), jika kita hendak melakukan pengobatan, maka tidak akan ada pengobatan
yang efektif kecuali hal itu diarahkan kepada arus utama masalah.
Kesalahan
yang umumnya dilakukan adalah bahwa pengobatan hanya dilakukan pada symtom
(gejala) saja, bukan secara causatic (sumber masalah). Contoh penyelesaian
masalah yang hanya sampai kepada gejala adalah: penyelesaian krisis ekonomi
dengan hanya melihat ketidakseimbangan anggaran, ekspansi moneter yang
berlebihan, defisit neraca pembayaran yang terlalu besar, naiknya kecenderungan
proteksionis, tidak memadainya bantuan asing dan kerja sama internasional yang tidak
mencukupi dan sebagainya. Akibatnya, penyembuhannya hanya bersifat sementara,
seperti obat-obatan analgesik, mengurangi rasa sakit hanya bersifat sementara.
Beberapa saat kemudian, krisis muncul kembali, bahkan lebih mendalam dan serius
(Chapra 2000).
Sebelum
kita berbicara mengenai solusi yang harus dilakukan untuk dapat mengendalikan
inflasi terlebih dahulu kita harus melihat kembali, mengapa pengendalian
inflasi yang diberikan ekonomi konvensional senantiasa mengalami kebuntuan?
Jawabnya tidak lain adalah, bahwa kebijakan ekonomi yang disandarkan pada teori
ekonomi konvensional tidak pernah memberikan penyelesaian yang bersifat tuntas.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi tidak akan
berjalan jika tidak didukung sumber daya manusia yang memadai. Sebaliknya,
pembangunan kualitas sumber daya manusia juga tidak akan tercapai tanpa
dukungan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan kualitas sumber daya manusia. Segitiga
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial, pengendalian pertumbuhan penduduk, serta lingkungan hidup harus
dikelola pemerintah secara bersama-sama.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pembangunan diantaranya:
o Kependudukan
dan sosial budaya
o Wilayah
dan lingkungan
o Sumber
daya alam serta persebarannya
o Kualitas
sumber daya manusia terhadap penguasaan ilmu pengetahuaan dan teknologi
o Manajemen
nasional
o Kemungkinan
pengembangan
3.2. Saran
Segitiga pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial,
pengendalian pertumbuhan penduduk, serta lingkungan hidup harus
dikelola pemerintah secara bersama-sama dan terintegrasi. Itulah konsep
pembangunan berwawasan kependudukan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Penduduk harus ditempatkan sebagai
titik sentral kegiatan pembangunan.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment